Pemilih di Ekuador, Minggu (20/8) pergi ke tempat pemungutan suara untuk memilih presiden baru.
Pada 9 Agustus, salah satu kandidat presiden, Fernando Villavicencio, ditembak mati saat meninggalkan sebuah kampanye.
Penembakannya meningkatkan ketakutan sebagian orang tentang kekerasan di Ekuador.
Surat suara masih mencantumkan nama Villavicencio karena dicetak sebelum dia meninggal.
Lebih dari 100.000 polisi dan tentara dikerahkan untuk melindungi para pemilih.
Memberikan suara, wajib di Ekuador untuk orang-orang yang berusia antara 18 dan 84 tahun, dan yang tidak memilih bisa menghadapi denda yang berat.
Sebagian pemilih mengatakan mereka siap menghadapi denda, setelah kematian Villavicencio.
Pendapat itu juga disampaikan para ahli yang mengatakan ketakutan akan kekerasan bisa mengurangi jumlah pemilih.
Kandidat utama dalam pemilu ini adalah Luisa Gonzalez, satu-satunya kandidat perempuan yang berprofesi sebagai pengacara dan sekutu mantan Presiden Rafael Correa.
Correa dijatuhi hukuman secara in absentia pada tahun 2020 di tengah tuduhan suap. Ia sekarang tinggal di Belgia.
Gonzalez, seorang mantan anggota parlemen, telah berjanji untuk menjadikan Correa yang diasingkan sebagai penasihatnya, jika ia memenangkan kursi kepresidenan.
Seorang kandidat harus memenangkan 50% suara, atau setidaknya 40% dengan keunggulan 10 poin atas lawan terdekat. Jika tidak ada pemenang, pemungutan suara putaran kedua akan diadakan pada 15 Oktober.
Para pemilih juga memilih anggota Majelis Nasional yang baru. [my/jm]
Forum