Sabtu (10/12) menandai Sabtu ketujuh berturutan di mana rakyat Korea Selatan berkumpul di jalan-jalan di Seoul untuk memrotes presiden yang namanya tercela tersebut. Aksi protes selama enam pekan sebelumnya, berubah menjadi pesta suka cita Sabtu ini.
Sejumlah orang menginginkan pemecatan segera Park. Namun itu tidak mungkin terjadi.
Mahkamah Konstitusi kini memiliki waktu enam bulan untuk mengevaluasi legitimasi mosi pemakzulkan itu. Jika mahkamah mengukuhkan, pemilu presiden baru akan dijadwalkan berlangsung dalam periode waktu tidak lebih dari dua bulan sejak keputusan dikeluarkan.
Presiden Park bertemu dengan kabinetnya segera setelah keluarnya keputusan pemakzulan itu, dan kemudian membacakan sebuah pernyataan ke pers. "Saya dengan sungguh-sungguh menerima suara Majelis Nasional, dan saya sejujurnya berharap krisis ini berakhir dengan baik,” kata Park.
Park sebelumnya menolak untuk mundur, namun mengatakan ia akan mematuhi keputusan pemakzulan Majenis Nasioanl dan akan mengajukan kasusnya ke Mahkamah Konsitusi.
Karena keputusan pemakzukan itu, Park dengan segera dihentikan dari jabatan kepresidenannya. Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn kini menjadi penjabat kepala negara. [ab]