Rakyat Venezuela memberikan suara dalam referendum pada Minggu (3/12), yang diselenggarakan oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro, untuk mengeklaim kedaulatan atas wilayah luas yang selama ini dikuasai negara tetangga mereka, Guyana. Pemerintah Venezuela beralasan, kawasan yang kaya akan minyak dan tambang itu dicuri, ketika garis perbatasan kedua negara ditetapkan lebih dari satu abad yang lalu.
Guyana menyebut referendum tersebut sebagai langkah maju menuju upaya pencaplokan wilayah, dan menimbulkan kegelisahan di kalangan warga negara itu.
Referendum itu sendiri menanyakan kepada warga negara Venezuela, apakah mereka mendukung pendirian negara bagian di wilayah yang disengketakan itu, yang dikenal sebagai Essequibo, memberikan status kewarganegaraan kepada warga yang tinggal di kawasan itu saat ini dan di masa depan dan menolak yuridiksi dari pengadilan tinggi PBB dalam menyelesaikan perselisihan antara dua negara di Amerika Selatan itu.
“Kita mencari jalan keluar secara konstitusional, damai dan demokratis atas perampasan wilayah selama 150 tahun,” kata Presiden Maduro setelah memberikan suara di komplek militer di Caracas, ibu kota negara itu. Dia dan sejumlah pejabat pemerintahan lain tidak memberikan penjelasan, langkah tegas apa yang akan mereka ambil untuk melaksanakan hasil-hasil referendum nantinya.
Mahkamah Internasional pada hari Jumat (1/12) meminta Venezuela untuk tidak mengambil tindakan apapun yang akan mengubah kontrol Guyana terhadap Essequibo, tetapi pihaknya kepada hakim tidak secara khusus melarang para pejabat Venezuela menyelenggarakan referendum, yang berisi lima pertanyaan pada hari Minggu itu. Guyana telah meminta mahkamah untuk mewajibkan Venezuela menghentikan sebagian pemungutan suara.
Meskipun implikasi praktis dan legal dari referendum itu sendiri masih belum jelas, dalam pernyataan penjelasan terkait keputusan pada hari Jumat lalu, presiden pengadilan internasional, Joan E Donoghue, mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan dari pemerintah menunjukkan bahwa Venezuela sedang mengambil langkah-langkah dengan maksud untuk mengambil kendali dan mengelola wilayah yang disengketakan.
“Selanjutnya, para pejabat militer Venezuela mengumumkan bahwa negara itu mengambil upaya-upaya yang nyata untuk membangun landasan terbang untuk difungsikan sebagai dukungan logistik untuk pembangunan integral dari Essequibo,” lanjut dia.
Wilayah seluas 61.600 mil persegi atau 159.500 kilometer persegi ini meliputi 2/3 wilayah Guyana dan juga memiliki perbatasan dengan Brazil, di mana Kementerian Pertahanan negara itu awal pekan ini dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Brazil telah mengintensifkan upaya-upaya pertahanan dan menambah kekuatan militer mereka di wilayah itu, sebagai reaksi dari perselisihan ini.
Essequibo memiliki wilayah yang lebih luas dari Yunani dan kaya akan mineral. Wilayah itu juga memberikan akses ke kawasan Atlantik di mana perusahaan raksasa Exxonmobil menemukan minyak bumi dalam jumlah yang bisa dikomersialkan pada 2015, yang kemudian menarik perhatian dari pemerintahan Maduro. [ns/lt]
Forum