Ketika Ratu Elizabeth II naik tahta Inggris lebih dari 60 tahun yang lalu, perdana menteri pertamanya adalah Winston Churchill, pria yang telah bertugas dalam angkatan darat di masa nenek buyutnya, Ratu Victoria.
Pada saat perdana menteri Inggris saat ini, David Cameron, lahir tahun 1966, Elizabeth telah menjadi ratu selama 14 tahun.
"Pertama kali ia melihat (Cameron) adalah ketika ia bermain sebagai kelinci dalam produksi teater sekolah tempat putranya, Pangeran Edward, juga ambil bagian, menurut sejarawan kerajaan Hugo Vickers kepada kantor berita Reuters.
"Pria itu (Cameron) sekarang menjadi tempat Ratu meminta nasihat formal."
Kontras antara kedua politisi yang melambangkan perubahan besar yang dialami kerajaan dan negara itu telah terjadi dalam tahta Elizabeth, yang akan menjadi penguasa kerajaan terlama dalam sejarah Inggris pada 9 September, ketika ia memecahkan rekor Ratu Victoria yang bertahta selama 63 tahun.
Perubahan-perubahan telah terjadi dalam kerajaan, meski lebih bersifat evolusi daripada revolusi, dan tidak selalu mulus.
Salah satu inovasi terjadi pada 1970, ketika kemunculan keluarga kerajaan di tengah kerumunan orang kemudian menjadi peristiwa rutin. Titik terendah kerajaan terjadi ketika pernikahan tiga dari empat anak ratu ambruk, membuat mereka ingin mengubah citra di mata publik bahwa keluarga kerajaan lebih dari sekedar keluarga kaya yang berantakan.
Keluarga kerajaan setuju untuk membayar pajak dari penghasilan mereka, dan pada tahun 1997, Elizabeth setuju untuk melepas kapal yacht kesayangannya, "Britannia". Saat itu, pemerintah Inggris yang dikuasai Partai Buruh menolak memberi gantinya. Ia menangis, untuk pertama kalinya Ratu meneteskan air mata di depan umum.
Krisis keluarga kerajaan terbesar adalah ketika Putri Diana yang populer, tewas dalam sebuah kecelakaan mobil di Paris.
Keluarga kerajaan, dengan nama belakang Windsor itu, menyadari bahwa mereka harus selalu beradaptasi. Istana Buckingham kemudian dibuka untuk pengunjung, dan ada peningkatan transparansi mengenai pembiayaan dan pengeluaran yang dibayar oleh publik.
Kesan modernitas juga didapat dari cucu-cucu Ratu, William dan Harry.
Menurut penulis biografi Robert Lacey, kemampuan Ratu yang hebat dalam mengubah kerajaan adalah ia tahu kapan saatnya untuk membuat konsesi atau memenuhi permintaan.
"Bahkan tragedi-tragedi dan kesalahan seperti (kematian) Diana telah berbalik menjadi keuntungan (seuatu yang positif) untuk kerajaan," ujarnya.
"Kerajaan hanya akan hebat jika orang-orangnya andal dalam pekerjaannya. Tidak seorangpun dalam keluarga kerajaan yang melakukan pekerjaan dengan baik sampai akhir tahun 1990-an. Mereka sempat tenggelam dan harus membayar pajak, melepaskan kapal yacht kesayangan Ratu, dan hidup lebih sederhana. Tapi mereka berhasil melakukannya."