Ratusan demonstran, sebagian besar perempuan, berpawai di dekat Istana Presiden di Manila, Filipina, Selasa (8/3), untuk memperingati hari Perempuan Internasional ke-111 dan untuk memprotes kenaikan harga bensin dan produk-produk minyak bumi lainnya.
Dalam aksi mereka, dua pengunjuk rasa yang mengenakan topeng kepala Presiden Rodrigo Duterte dan kandidat Presiden Ferdinand "Bong-bong" Marcos Junior menjadi pusat peerhatian. Mereka ditempatkan di balik jeruji besi sebagai isyarat simbolis memprotes kepemimpinan mereka.
Duterte akan segera mengakhiri masa jabatannya, sedangkan Marcos Junior berdasarkan sejumlah jajak pendapat, diperkirakan akan menggantikannya.
Joms Salvador dari kelompok advokasi hak-hak perempuan Gabriela Alliance of Filipina Women mengatakan, "untuk tahun ini kami secara khusus turun ke jalan-jalan di Filipina untuk memprotes kenaikan harga bensin dan produk-produk minyak lainnya."
Perusahaan-perusahaan minyak, Selasa (8/3), memberlakukan kenaikan harga bahan bakar lagi di negara itu. Harga bensin telah melambung dalam 10 pekan terakhir.
Salvador juga menyatakan solidaritas dengan Ukraina, selama demonstrasi itu. Para pengunjuk rasa memegang poster-poster bertuliskan, "Krisis Rusia-Ukraina, jangan jadikan itu alasan kenaikan harga minyak!" [ab/ka]