Tautan-tautan Akses

Ratusan Orang Hadiri Pemakaman Jenderal Myanmar yang Jadi Sekutu Suu Kyi


Mobil jenazah yang membawa peti mati mendiang jenderal Myanmar yang menjadi aktivis demokrasi Tin Oo berjalan ke pemakaman saat pemakamannya di Yangon, 5 Juni 2024.
Mobil jenazah yang membawa peti mati mendiang jenderal Myanmar yang menjadi aktivis demokrasi Tin Oo berjalan ke pemakaman saat pemakamannya di Yangon, 5 Juni 2024.

Ratusan pelayat berkumpul, Rabu (5/6) untuk memberikan penghormatan kepada mantan jenderal Myanmar yang menjadi aktivis demokrasi dan orang kepercayaan Aung San Suu Kyi, dalam pertemuan publik yang jarang terjadi di ibu kota komersial yang dikuasai junta.

Para duta besar asing dan tokoh-tokoh senior partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi termasuk di antara mereka yang menghadiri pemakaman Tin Oo di Yangon, yang meninggal pada Sabtu lalu dalam usia 97 tahun.

Suu Kyi sendiri saat ini sedang menjalani hukuman penjara 27 tahun yang dijatuhkan pengadilan junta.

Tin Oo menjabat sebagai komandan militer di bawah mantan orang kuat Ne Win, sebelum dipaksa mundur karena diduga menyembunyikan informasi mengenai rencana kudeta yang gagal.

Dia ikut mendirikan NLD bersama Suu Kyi setelah terjadinya protes massal terhadap junta pada tahun 1988, dan kemudian menjadi salah satu orang kepercayaan terdekatnya.

Duta besar India dan duta besar Singapura bergabung dengan ratusan orang lainnya untuk memberikan penghormatan kepada Tin Oo, yang jenazahnya ditempatkan dalam peti mati berlapis kaca yang dibalut bendera burung merak NLD.

Iring-iringan mobil, yang salah satunya dihiasi karangan bunga dan bergambar Tin Oo, membawa peti mati itu perlahan-lahan melewati jalan-jalan yang diguyur hujan menuju pemakaman Yay Way, tempat ratusan pelayat menunggu dan militer berjaga-jaga.

Meski pun Suu Kyi tidak diperbolehkan hadir, ada buket mawar putih di rumah Tin Oo dengan kartu bertuliskan "dari Daw Aung San Suu Kyi".

Pemakaman ini juga merupakan tempat peristirahatan terakhir Sein Lwin, mantan menteri dalam negeri yang dituduh memimpin tindakan keras berdarah terhadap demonstrasi prodemokrasi tahun 1988.

Tin Oo ditahan oleh militer dalam tindakan keras tersebut, sebelum dibebaskan. Dia ditangkap lagi bersama Suu Kyi pada tahun 2003 setelah massa projunta menyerang iring-iringan mobil mereka, menewaskan puluhan orang.

Pada tahun 2017, pendukung NLD ini menderita stroke dan dalam beberapa tahun terakhir mundur dari arena politik karena usia tua dan kesehatan yang buruk.

Dia terhindar dari penangkapan dalam tindakan keras yang menyertai kudeta tahun 2021, kemungkinan karena usianya yang sudah lanjut, kata para analis.

NLD telah menjadi sasaran tindakan keras junta terhadap perbedaan pendapat setelah kudeta yang dilakukan junta, dengan seorang mantan anggota parlemen dieksekusi untuk pertama kalinya di Myanmar dalam beberapa dekade.

Junta membubarkan NLD pada tahun 2023 karena gagal mendaftar ulang berdasarkan undang-undang pemilu baru yang dirancang oleh militer, sehingga partai tersebut tidak disertakan dalam pemilu yang diindikasikan akan diadakan pada tahun 2025.

Persidangan tertutup terhadap Suu Kyi di ibu kota yang dibangun militer, Naypyidaw, dikutuk oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia sebagai sebuah persidangan palsu untuk menghalanginya terlibat dalam politik. Peraih Nobel berusia 78 tahun itu tidak banyak terlihat sejak kudeta dan dilaporkan menderita masalah kesehatan. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG