Setidaknya tiga perahu yang membawa ratusan pengungsi Rohingya berlayar dari Bangladesh minggu ini, kata para pengungsi pada Jumat (24/11). Ini merupakan gelombang migrasi terbaru yang telah menyebabkan lebih dari 1.000 pencari suaka tiba di pantai Indonesia.
Bangladesh menampung sekitar satu juta pengungsi Rohingya, yang sebagian besar melarikan diri dari tindakan keras militer Myanmar pada tahun 2017 yang kini menjadi sasaran penyelidikan genosida PBB.
Kondisi pengungsi Rohingya di kamp-kamp bantuan yang penuh sesak, berbahaya, dan kekurangan sumber daya di Bangladesh sangatlah sulit.
Mohammad Ullah, 26, seorang pengungsi Rohingya yang terdaftar di kamp Nayapara di Cox's Bazar, mengatakan bahwa mantan ibu mertuanya – yang merawat putrinya yang berusia empat tahun setelah istrinya meninggal – telah membawa anak tersebut di atas kapal ke Indonesia pada Selasa malam.
“Ia mengambil putri saya dan mengatakan bahwa ia akan membawanya ke pantai – dan kemudian tidak mengembalikannya,” kata Mohammad Ullah yang putus asa kepada AFP.
“Ketika saya mencari tahu di mana mantan mertua saya berada, saya mengetahui ia membawa putri saya bersama keluarganya untuk naik perahu menuju Indonesia.”
Ia mengatakan masyarakat Rohingya melihat Indonesia sebagai tempat yang aman karena mereka “dengan mudah memukimkan kembali para pengungsi”.
Banyak Muslim Rohingya dianiaya di Myanmar, dan ribuan orang mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun dalam perjalanan laut yang jauh dan mahal, sering kali dengan perahu kecil, untuk mencoba mencapai Malaysia atau Indonesia.
Chris Lewa, direktur organisasi HAM Rohingya, Arakan Project, mengatakan mereka telah mengonfirmasi dua perahu berangkat minggu ini, pada malam tanggal 20 dan 21 November. Keberangkatan itu dikonfirmasi oleh para pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Satu perahu membawa sekitar 200 orang, dan perahu kedua memuat hingga 150 orang, katanya.
Sejumlah pengungsi Rohingya mengatakan pada hari Jumat bahwa kapal ketiga dengan sekitar 200 orang telah berlayar pada Kamis malam.
Penyelundup Terampil
Seorang Rohingya lainnya di Bangladesh, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa rute tersebut dijalankan oleh penyelundup terorganisir yang terampil menghindari patroli angkatan laut.
“Para perantara membawa pengungsi Rohingya dengan perahu kecil yang melintasi perbatasan maritim Bangladesh dan Myanmar,” katanya.
“Kemudian mereka membawa para pengungsi ke kapal yang lebih besar jauh ke laut”.
Bulan ini terjadi lonjakan perjalanan ke provinsi paling barat di Indonesia, Aceh – yang berjarak sekitar 1.800 kilometer – dengan lebih dari 1.000 orang Rohingya.
Lewa, dari Arakan Project, mengatakan kapal-kapal tersebut diperkirakan akan tiba di Indonesia akhir minggu depan.
“Mereka berangkat dari Bangladesh. Mereka selalu tiba di Indonesia karena Malaysia tidak mengizinkan mereka masuk,” kata Lewa, yang berbasis di Thailand namun memiliki tim di Bangladesh, kepada AFP. “Jadi cara terbaiknya adalah mendarat di Indonesia.”
PBB mengatakan pekan lalu bahwa pertempuran baru antara militer Myanmar dan sebuah kelompok bersenjata dari etnis minoritas di negara bagian Rakhine – tempat banyak orang Rohingya berasal – telah menyebabkan ribuan orang mengungsi dan terbatas pergerakannya.
“Tidak ada kapal dari Rakhine yang akan berangkat saat ini,” kata Lewa.
Lebih dari 2.000 warga Rohingya diyakini telah melakukan perjalanan berisiko ke negara-negara Asia Tenggara lainnya pada tahun 2022, menurut Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR).
Hampir 200 orang Rohingya tewas atau hilang tahun lalu ketika berusaha melakukan penyeberangan laut yang berbahaya, menurut perkiraan badan tersebut. [ab/uh]
Forum