Warga Kristen di Lahore hari Senin (16/3) memblokade jalan-jalan dan meneriakkan slogan-slogan dalam hari ke-dua protes menentang serangan bom bunuh diri ganda di luar dua gereja di kota itu yang menewaskan 15 orang.
Ratusan polisi Pakistan dikerahkan ke kawasan tersebut, sementara sekolah-sekolah Kristen ditutup untuk mengikuti acara pemakaman bagi para korban.
Tujuh puluh orang luka-luka hari Minggu (15/3) dalam serangan-serangan di mana dua lelaki bersenjata menerobos masuk gereja sambil menembak, saat berlangsung kebaktian di Youhanabad, kota di pinggiran Lahore yang mayoritas penduduknya Kristen. Sewaktu satpam menghentikan mereka di pintu gerbang, para penyerang meledakkan bahan peledak yang mereka bawa.
Setelah serangan, massa Kristen yang marah memblokir jalan-jalan raya, menyerbu sebuah stasiun bus dan membunuh dua orang yang mereka curigai terlibat dalam serangan-serangan tersebut.
Sebuah kelompok militan yang bersekutu dengan Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Chaudhry Nisar Ali Khan mencela pengeboman yang ia sebut “aksi tidak manusiawi” dan mengatakan teroris menyerang sasaran-sasaran lunak seperti gereja dan masjid karena nekad setelah ditingkatkannya aksi militer terhadap mereka.