Sebuah bus dengan penjagaan ketat puluhan polisi bersenjata lengkap tampak terparkir di depan kompleks penjara Rumah Tahanan atau Rutan kota Solo, Selasa (8/11). Satu per satu imigran gelap asal Iran, Irak, Pakistan dan Afghanistan tersebut berjalan keluar penjara menuju bus yang sudah disediakan petugas imigrasi. Selama sepekan ini para imigran tersebut mendekam dalam penjara.
Juru Bicara Rutan kota Solo, Agustiyar, mengatakan ada 123 imigran gelap yang mendekam dalam penjara ini. Menurut Agustiyar, secara bertahap mereka mulai dipindahkan ke berbagai daerah di Indonesia. “Hari ini yang dipindahkan ke Pekanbaru ada 30 orang, Sebelumnya sudah ada sembilan orang yang dibawa ke Jimbaran, Bali. Lima belas orang ke Pontianak, 24 orang ke Kalideres Jakarta, dan sisanya 29 orang besok dipindah ke Tanjung Pinang", kata Agustiyar. "Imigran ini disebar ke berbagai daerah. Tadi saya dapat informasi dari IOM, organisasi migran internasional, para imigran gelap ini (berencana pergi) ke Australia, Negara tujuan mereka selama ini. Tapi IOM juga menawarkan jika ada yang ingin pulang ke negaranya masing-masing, IOM juga akan memfasilitasi kepulangan mereka”, demikian kata Agustiyar.
Lebih lanjut Agustiyar mengungkapkan selama berada di dalam penjara rutan kota Solo, ratusan imigran tersebut mendapat pengawasan dan perlindungan dari IOM. Ratusan imigran gelap tersebut mendapat penanganan khusus antara lain penyediaan makanan dan kesehatan.
Selama proses pemindahan ratusan imigran tersebut mendapat pengawasan ketat puluhan petugas imigrasi. Namun mereka enggan memberikan keterangan terkait hal tersebut. Sekitar 123 imigran gelap ditangkap saat melintas di perbatasan Solo pekan lalu. Ratusan imigran gelap tersebut berencana menuju Australia. Ratusan imigran gelap tersebut terdiri dari orang tua, remaja, dan bahkan anak-anak.
