Dua orang warga Jawa Timur diduga terjangkit virus Ebola, setelah pulang dari bekerja di negara Liberia. Pemeriksaan dan perawatan masih dilakukan, untuk memastikan kondisi pasien asal Kediri dan Madiun, Jawa Timur.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama rumah sakit umum milik pemerintah daerah, telah menyiapkan segala kemungkinan terkait dugaan pasien Ebola, berupa penyiapan ruang perawatan beserta prosedur perawatan.
Rumah Sakit Umum dokter Soetomo Surabaya telah menyiapkan segala kemungkinan untuk merawat dan mengobati pasien yang diduga menderita penyakit Ebola, yaitu warga Kediri dan Madiun, Jawa Timur, yang baru pulang dari Liberia, Afrika Barat sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Direktur Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya, Dodo Anando mengatakan, pihaknya telah menyiapkan ruangan beserta tenaga medis dan prosedur perawatan, bila sewaktu-waktu ada pasien positif Ebola yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum dokter Soetomo Surabaya.
Selain Ebola, pihaknya juga menyiagakan kemungkinan masuknya virus flu burung, yang mungkin diderita pasien yang baru pulang dari menjalankan ibadah haji di Arab Saudi.
“Bahwa rumah sakit dokter Soetomo (Surabaya) adalah salah satu di Jawa Timur yang ditugasi untuk menyiapkan apabila ada virus Ebola yang kena pada pasien," kata Dodo Anando, Direktur Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya.
"Nah, tentunya seperti yang dulu-dulu, rumah sakit dokter Soetomo dan tiga rumah sakit yang lain sudah mempersiapkan semuanya dan insyaallah tidak ada masalah mulai dari SDM-nya (sumber daya manusia), kemudian akomodasinya, artinya tempatnya sudah kita siapkan ruang isolasinya dan tentunya khusus untuk petugasnya juga kita siapkan pakaiannya, bagaimana mencegah, teknisnya bagaimana, nah ini sudah kita siapkan dan insyaallah lebih siap lagi,” lanjutnya.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Komisi Kesejahteraan Rakyat, Agatha Retnosari mengatakan, rumah sakit di daerah harus tanggap menyikapi laporan adanya pasien yang diduga terjangkit virus Ebola. Langkah persiapan dan pencegahan harus sudah dilakukan, agar bila memang terbukti tidak sampai menyebar ke berbagai daerah.
“Untuk kasus (suspect) Ebola di Kediri dan Madiun, Komisi E (bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Provinsi Jawa Timur) meminta kepada seluruh jajaran rumah sakit umum yang ada di bawah Provinsi Jawa Timur, untuk segera melakukan tindakan prefentif,” kata Agatha Retnosari.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyebut status Jawa Timur masih waspada Ebola, meski pihaknya masih terus memantau kondisi terbaru pasien terduga penderita Ebola. Saifullah Yusuf menegaskan bahwa pemerintah bersama rumah sakit terus melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat yang terindikasi terjangkit penyakit asal luar negeri, baik Ebola maupun flu burung.
“Ya kalau nanti terbukti, atau memang kena ya kita naikkan lah (statusnya). Tapi intinya sampai sekarang Jawa Timur waspada, terutama yang dari (jamaah) haji itu terus dideteksi. Semua yang masuk dari negara-negara, utamanya dari Afrika ya harus kita persiapkan pemeriksaannya. Jadi ukurannya yang pertama tensi dulu, tensinya naik harus ditindak lanjuti,” kata Saifullah Yusuf.
Dodo Anando, Direktur Rumah Sakit Umum dokter Soetomo Surabaya menambahkan, berbagai langkah antisipasi telah dipersiapkan oleh pihak rumah sakit, meski hingga kini belum ada fakta pasien yang positif terjangkit Ebola.
“Memang sudah disebutkan oleh Kementerian Kesehatan bahwa di Indonesia belum ada yang masuk. Karena itu virus ini kan harus kontak langsung dengan penderitanya, dan alhamdulilah di Indonesia ini belum ada yang amsuk sesuai dengan informasi dari Kementerian Kesehatan,” jelas Dodo Anando.