Sebagaimana di banyak bagian lain di Hongaria, pabrik-pabrik di kota ini telah tutup selama puluhan tahun. Warga setempat mengatakan mereka yang tetap bekerja, dibayar sangat rendah.
Ketika ditanya, banyak warga mengatakan mereka akan memilih “tidak” dalam referendum kontroversial hari Minggu (2/10), karena mereka tidak ingin para migran pindah ke Hongaria, bersaing memperebutkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kekhawatiran tentang masalah keamanan.
“Saya tentu saja akan memberikan suara karena khawatir tentang pekerjaan, standar hidup, keluarga dan anak-anak perempuan kami”, ujar Sidos Zsolt – pekerja konstruksi berusia 56 tahun yang tinggal di lantai dasar sebuah apartemen era Uni Soviet.
Beberapa analis mengatakan selama cukup banyak orang mengikuti referendum hari Minggu tentang kuota migran yang dimandatkan Uni Eropa, langkah itu tampaknya akan disetujui, dan menolak posisi Uni Eropa. Ditambahkan, jika langkah itu disetujui dengan pilihan “tidak” maka bisa mendorong partai-partai politik di Eropa yang memiliki kebijakan keras terhadap pengungsi.
Pejabat-pejabat di Budapest mengatakan Uni Eropa tidak berhak mendikte kebijakan migran nasional mereka. Jika warga Hongaria memilih “tidak” tentang kuota migran, maka ini akan mengirim pesan yang jelas kepada Brussels, tambah mereka.
Juru bicara pemerintah Hongaria Zoltan Kovacs mengatakan “kami tidak butuh migran di negara ini. [em]