Protes para orang tua siswa di sekolah-sekolah setempat di provinsi Jiangsu dan Hubei, China, baru-baru ini telah menimbulkan pertanyaan dan kecaman mengenai tata pendidikan China, dan langkah yang diambil pemerintah China untuk membuat pendidikan lebih merata.
Demonstrasi pecah setelah pemerintah China mengumumkan akan melaksanakan sistem kuota di mana hampir 80 ribu tempat di universitas-universitas di provinsi Jiangsu dan provinsi Hubei akan diberikan kepada mahasiswa dari daerah-daerah miskin di China.
Selama ini, penerimaan mahasiswa di universitas-universitas China sebagian besar ditentukan oleh angka gaokao, atau tes kecerdasan nasional. Bagian yang lebih besar tempat di universitas-universitas yang paling baik di bagian timur China biasanya diberi kepada calon mahasiswa setempat.
Jiang Xueqin, peneliti dan konsultan pendidikan di China, mengatakan sementara pemerintah China berusaha menciptakan kesempatan yang lebih merata untuk pendidikan yang lebih baik, usahanya untuk melaksanakan reformasi kemungkinan akan menghadapi protes.
Jiang mengatakan, “golongan menengahlah yang akan rugi, dan mereka memahami bahwa karena gaokao telah bermanfaat bagi sebagian besar golongan menengah, dan perubahan terhadap system pendidikan China, akan merugikan golongan menengah. Jadi dalam beberapa tahun mendatang sementara tata pemerintahan berubah, golongan menengah akan menjadi lebih khawatir.
Para orang tua tersebut melancarkan aksi unjuk rasa di enam kota provinsi Jiangsu, serta kota-kota Wuhan, Xitzhou, Yancheng, Taizhou, Changsha dan Lianyungang. Di Jiangsu, pemrotes berdiri di luar kantor-kantor pemerintah, dan menuntut pihak berwenang bertemu dengan mereka.
Sistem kuota yang diusulkan itu akan memberi kepada 210 ribu calon mahasiswa dari provinsi-provinsi miskin di China kesempatan kuliah di universitas-universitas 14 provinsi dan kota maju seperti Beijing dan Shanghai. Di Beijing terdapat dua universitas terbaik China: Universitas Peking dan Universitas Tsinghua. [gp]