Komisi Anti-Korupsi Malaysia, Rabu (8/1), merilis serangkaian rekaman suara yang diduga menunjukkan, mantan PM Najib Razak sedang mencari bantuan dari putra mahkota Abu Dhabi dan berkolusi dengan seorang mantan jaksa penuntut untuk menyembunyikan kejahatannya terkait sebuah skandal korupsi besar-besaran.
Rekaman suara ini merupakan pukulan baru bagi Najib, yang membantah terlibat dalam penggelapan miliaran dolar dana investasi 1MDB, dan sedang menjalani pengadilan korupsi setelah kekalahannya pada pemilu Mei 2018.
Ketua komisi itu, Latheefa Koya, mengatakan sembilan pembicaraan telepon itu, yang direkam dari Januari 2016 hingga Juli 2016, mengungkapkan secara jelas usaha Najib menutup-nutupi dan melakukan konspirasi kriminal untuk menghambat investigasi, memalsukan bukti, dan menggangu proses pengadilan dalam skandal 1MDB.
Ia mengatakan, lembaganya telah memverifikasi bahwa rekaman suara itu asli namun menolak untuk mengungkapkan bagaimana lembaganya memperoleh rekaman tersebut. Ia hanya mengatakan, rekaman-rekaman suara itu akan diserahkan ke polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Pada pembicaraan 26 Juli 2016, Najib diduga menelpon Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayeduntuk segera melangsungkan pertemuan untuk menyelesaikan kebuntuan terkait pembayaran antara 1MDB dan perusahaan Abu Dhabi International Petroleum Investment Co.
Pembicaraan itu berlangsung hanya beberapa hari setelah Departemen Kehakiman AS mengajukan gugatan untuk menyita aset-aset yang diduga diperoleh secara ilegal dan berasal dari 1MDB. Gugatan itu menyebutkan, sedikitnya 3,5 miliar dolar dari dana investasi 1MDB mengalir ke orang-orang yang dekat dengan Najib. [ab/uh]