Perwakilan Apple Inc, Samsung Electronics Co Ltd dan para anggota kelompok industri lokal di Indonesia mengatakan penjualan ponsel pintar dapat jatuh sampai 50 persen jika pemerintah memberlakukan pajak untuk model mewah.
Pemerintah sedang mempertimbangkan pajak 20 persen atas penjualan ritel ponsel pintar pada harga Rp 5 juta atau lebih, yang dapat membuat Indonesia negara termahal di Asia untuk membeli Apple iPhone 5s.
Pajak tersebut akan menjadi bagian upaya untuk melindungi merk-merk lokal seperti Evercoss Mobile Phone dan MITO Mobile, dan peningkatan impor yang lambat yang menyebabkan defisit negara.
Pajak tersebut sepertinya akan ditentukan saat pemerintah baru menjabat pada Oktober, menurut para pejabat, dan akan mengikuti tindakan serupa dalam industri otomotif dimana bulan ini pajak mobil mewah naik 125 persen dari 75 persen.
"Tujuannya adalah untuk menahan gelombang produk-produk impor karena produsen domestik hanya memproduksi ponsel berharga rendah," ujar Budi Darmadi, direktur jenderal Kementerian Industri dan Perdagangan.
Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia mengatakan pajak tersebut akan merugikan industri ponsel, yang menurut lembaga riset IDC memiliki nilai sekitar US$1,4 miliar tahun lalu untuk pengiriman 10,8 juta unit.
"Jika pemerintah memberlakukan pajak ponsel...hal itu akan meningkatkan penjualan telepon ilegal di pasar gelap dan mengurangi penjualan telepon legal sampai 50 persen karena perbedaan harga," ujar ketua Asosiasi Hasan Aula, yang juga wakil presiden distributor ponsel PT Erajaya Swasembada.
Wakil presiden PT Samsung Electronics Indonesia Lee Kang Hyun mengatakan pajak itu akan membuat investor asing berpikir ulang untuk menanam uangnya di Indonesia.
Ia menolak mengatakan apakah pajak tersebut akan berdampak pada investasi Samsung di Indonesia.
Ketidakpastian yang menyelimuti pajak ini dapat menunda pembangunan pabrik lokal oleh pembuat komponen seluler dari Taiwan, Hon Hai Precision Industry Co, menurut para pejabat industri. Juru bicara A Hon Hai spokesman menolak berkomentar.
Namun produsen lokal PT Aries Indo Global, mengatakan pajak tersebut dapat membantu membuat lima juta ponsel Evercoss per bulan dalam beberapa tahun ke depan, dibandingkan satu juta saat ini, menurut direktur Aries Edward Sofinanda. (Reuters)
Pemerintah sedang mempertimbangkan pajak 20 persen atas penjualan ritel ponsel pintar pada harga Rp 5 juta atau lebih, yang dapat membuat Indonesia negara termahal di Asia untuk membeli Apple iPhone 5s.
Pajak tersebut akan menjadi bagian upaya untuk melindungi merk-merk lokal seperti Evercoss Mobile Phone dan MITO Mobile, dan peningkatan impor yang lambat yang menyebabkan defisit negara.
Pajak tersebut sepertinya akan ditentukan saat pemerintah baru menjabat pada Oktober, menurut para pejabat, dan akan mengikuti tindakan serupa dalam industri otomotif dimana bulan ini pajak mobil mewah naik 125 persen dari 75 persen.
"Tujuannya adalah untuk menahan gelombang produk-produk impor karena produsen domestik hanya memproduksi ponsel berharga rendah," ujar Budi Darmadi, direktur jenderal Kementerian Industri dan Perdagangan.
Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia mengatakan pajak tersebut akan merugikan industri ponsel, yang menurut lembaga riset IDC memiliki nilai sekitar US$1,4 miliar tahun lalu untuk pengiriman 10,8 juta unit.
"Jika pemerintah memberlakukan pajak ponsel...hal itu akan meningkatkan penjualan telepon ilegal di pasar gelap dan mengurangi penjualan telepon legal sampai 50 persen karena perbedaan harga," ujar ketua Asosiasi Hasan Aula, yang juga wakil presiden distributor ponsel PT Erajaya Swasembada.
Wakil presiden PT Samsung Electronics Indonesia Lee Kang Hyun mengatakan pajak itu akan membuat investor asing berpikir ulang untuk menanam uangnya di Indonesia.
Ia menolak mengatakan apakah pajak tersebut akan berdampak pada investasi Samsung di Indonesia.
Ketidakpastian yang menyelimuti pajak ini dapat menunda pembangunan pabrik lokal oleh pembuat komponen seluler dari Taiwan, Hon Hai Precision Industry Co, menurut para pejabat industri. Juru bicara A Hon Hai spokesman menolak berkomentar.
Namun produsen lokal PT Aries Indo Global, mengatakan pajak tersebut dapat membantu membuat lima juta ponsel Evercoss per bulan dalam beberapa tahun ke depan, dibandingkan satu juta saat ini, menurut direktur Aries Edward Sofinanda. (Reuters)