Lima puluh penari Reog, memenuhi panggung dan jalanan 68th street antara Madison Avenue dan Fifth Avenue, Manhattan, New York, dalam acara "Indonesia Street Festival' (ISF) akhir minggu lalu.
Dengan pakaian tradisi khas Jawa Tengah dan Jawa Timur, para penari dari kelompok Singo Lodoyo asal Washington DC ini, mampu menghibur sekitar 5.000 pengunjung yang memadati ruas jalan di depan kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), New York.
Selain Reog, festival tahunan ISF keempat tahun ini menampilkan hiburan yang bervariasi dari kelompok-kelompok seni Indonesia di New York, New Jersey, Delaware, Pennsylvania hingga Washington DC. Seperti tari Legong Kuntul (Grup Tari Padma Bhuana), Tari Jaipong dan Sekar Girang (Grup Tari Modero Philadelphia), pertunjukan bela diri Bangau Putih, Dharma Wanita New York, Nusantara Kreasindo, operet Anak-anak dari Perwakrin, Bengkel Musik Washington, dan lain-lain.
Dengan mengangkat tema ‘Maritim: Celebrating Our Ocean’, 21 vendor menyajikan berbagai makanan dan kerajinan produk khas Indonesia. Untuk makanan sebagian adalah makanan laut seperti pepes ikan, pempek, bakso ikan, cumi asin dan ikan cakalang rica. Ada juga beragam makanan khas lain seperti rendang, tempe dan tahu bacem, siomay, sate padang,hingga kue getuk dan ampyang. Harga makanan berkisar antara $7 sampai dengan $15, tergantung dari jenis makanan.
“Kami menjual sate maranggi, gudeg, jengkol, buntil, nasi rames, bubur ayam, tapi yang paling laku es doger dan jajan pasar, habis,” ujar ibu Nurhayati Prasetyo dari Dapur The Tio’s yang bersemangat menjual makanannya.
“Makanannya enak-enak, saya mencicipi lemper, lapis legit dan cendol. Pertunjukkan musiknya bagus dan saya suka menonton pertunjukkan tarian Reog”, kata Natalia, warga New York yang salah satu orang tuanya keturunan Indonesia.
Sementara bagi pasangan New York Claudia dan Gerry, ISF menjadi ajang yang menarik karena bisa mengenal dan bertemu dengan komunitas Indonesia.
“Saya senang melihat seluruh komunitas Indonesia berkumpul disini, saling bertemu dengan teman dan keluarga, dan saling berbagi seni dan budaya,” kata Claudia dan Gerry, yang penggemar produk mie instan asal Indonesia.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2015, ISF selalu menjadi salah satu event musim panas yang selalu dinantikan oleh warga Kota New York, khususnya masyarakat dan diaspora Indonesia di kota tersebut.
“Cuaca cukup cerah, pengunjung banyak, perbedaan dengan tahun lalu adalah temanya. Ini adalah hasil karya dan kerja keras masyarakat dan diaspora Indonesia di New York,” kata Abdulkadir Jailani, Konjen RI di New York.
Penyelenggaraan event tahunan ini adalah hasil kerjasama antara KJRI NY dengan Perkumpulan Warga Kristiani di New York (Perwakrin), Indonesia Diaspora Network (IDN), Nusantara Foundation. Didukung oleh KBRI Washington DC, Indomie, Bank Mandiri, Bank Indonesia, BNI, BRI, Permias, Wardah dan Kementerian Pariwisata.
Festival ISF yang merupakan acara puncak perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-73, ditutup dengan publik berjoget bersama penampilan penyanyi dangdut Indonesia Thomas Djorghi dan grup Dangdut In Amerika (DIA). Grup dangdut ini menampilkan tiga penyanyi dangdut dan satu orang rapper, seluruhnya adalah warga Amerika yang tinggal di New York dan Delaware. Mereka membawakan lagu-lagu dangdut berbahasa Indonesia, sehingga mendapatkan apresiasi dari seluruh pengunjung.
Dalam keterangan pers dari KJRI, ISF diharapkan akan dapat terus terlaksana karena merupakan ajang karya dan pemersatu masyarakat dan diaspora Indonesia di New York, sekaligus ‘panggung’ untuk mempromosikan seni budaya dan destinasi wisata Indonesia kepada masyarakat AS. [nr]