Sosok baru di tubuh PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah ditetapkan. Irfan Setiaputra resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan di Auditorium Garuda City Center (GCC) Garuda Indonesia Management Building, Komplek Perkantoran Soekarno Hatta, Rabu (22/1).
Selain Irfan, Mantan Kepala Barekraf Triawan Munaf juga diangkat sebagai Komisaris Utama Garuda Indonesia. Ada juga Yenny Wahid yang ditunjuk sebagai komisaris independen.
Menteri BUMN Erick Thohir menaruh harapan besar kepada sosok-sosok baru ini. Erick berharap, sebagai direktur utama, Irfan dapat menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) sehingga Garuda dapat berkinerja dengan lebih baik lagi.
“Kami di Kementerian BUMN berupaya mencari figur terbaik yang akan duduk mengelola flight carrier kita, Garuda Indonesia. Saya harap Pak Irfan Setiaputra bisa menjalankan amanah dengan baik, mengikuti prinsip Good Corporate Governance dan bisa membawa Garuda lebih baik lagi,” ujar Erick dalam siaran pers yang diterima VOA, Rabu (22/1).
Erick juga menaruh harapan besar kepada sosok Triawan Munaf untuk memperbaiki citra Garuda yang sempat tercoreng oleh kasus direktur utama sebelumnya. Sementara untuk Yenny Wahid, Erick meyakini bahwa Yenny merupakan figur perempuan yang tepat untuk Garuda.
“Pak Triawan Munaf dengan semua pengalaman beliau tentu akan mampu memberikan masukan strategi pemasaran dan meningkatkan citra Garuda yang sempat terganggu. Khusus untuk Ibu Yenny Wahid, figur perempuan yang sangat mumpuni, Bu Yenny merupakan komisaris independen perwakilan publik yang dapat dipercaya,“ jelas Erick.
Irfan memang tidak mempunyai pengalaman di industri penerbangan. Pria kelahiran Jakarta, 24 Oktober 1964 ini memiliki rekam jejak di berbagai bidang bisnis seperti dunia telekomunikasi hingga pertambangan.
Lulusan ITB ini pernah berkarier di beberapa perusahaan teknologi informatika, seperti IBM, LinkNet hingga Cisco. Irfan juga pernah menjabat sebagai Dirut PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT Inti) pada tahun 2009-2012.
Irfan juga pernah menjadi CEO di sejumlah perusahaan pertambangan, salah satunya PT Titan Mining Indonesia dari tahun 2012-2014.
Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie meyakini figur yang terpilih sudah pasti melalui pertimbangan yang sangat matang. Menurutnya, orang yang menduduki jabatan di Garuda tidak harus yang mempunyai pengalaman di bidang industri penerbangan, karena sejatinya sosok baru ini akan membuat kebijakan strategis perusahaan.
Ia pun memperingatkan sejumlah tantangan yang akan dihadapi oleh orang-orang baru yang menduduki jajaran direksi Garuda ini. Kinerja keuangan, menurut Alvin harus segera dicari solusi terbaik agar maskapai BUMN ini tidak lagi mengalami kerugian, apalagi Garuda mempunyai utang jatuh tempo sebesar USD500 juta pada Mei 2020 ini.
“Segera memperbaiki kinerja keuangan, terutama likuiditas karena perusahaan ini kan harus lebih sehat secara keuangan, dan sebagai BUMN dan sebagai perusahaan terbuka, direksi ini harus bisa menjaga keseimbangan, kalau terlalu banyak BUMN-nya nanti juga kinerja perusahaan, sahamnya juga nanti akan merosot. Sebaliknya kalau terlalu mengedepankan sebagai perusahaan Tbk juga mengabaikan fungsi BUMN di mana ada kewajiban melaksanakan dan mendukung program-program pemerintah , ada fungsi sosial, ada fungsi pelayanan publik dan sebagainya,” ujar Alvin kepada VOA.
Lanjutnya, jajaran pengurus Garuda ini juga harus membangun kekompakan, kebersamaan dan persatuan. Jangan sampai ada kubu-kubu yang berbeda di Garuda agar tidak ada intervensi politik di dalamnya nanti, karena sejatinya Garuda bukanlah milik sebuah partai politik, atau pejabat, namun Garuda adalah milik negara.
Tantangan terberat lainnya, menurut Alvin adalah terkait peningkatan pelayanan yang selama ini cenderung mengalami penurunan. Ia melihat selama ini terjadi inkonsistensi di dalam pelayanan maskapai ini.
“Dalam waktu setahun terakhir ini kan ada perubahan paradigma, efisiensi di mana-mana, bahkan porsi makanan pun dikurangi, jumlah cabin crew dikurangi. Nah makanya Garuda ini harus jelas, sebenarnya positioningnya akan dijadikan airline macam apa? Jangan nanti setiap kali ganti direksi, setiap kali berubah. Itu yang marketing susah, persepsi customer terhadap Garuda itu tidak jelas nantinya,” jelasnya.
Yang tidak kalah penting, kata Alvin adalah memperbaiki citra yang telanjur tercoreng akibat permasalahan sebelumnya. Memang hal ini dirasa berat, namun jika merujuk kepada sosok-sosok baru ini, Alvin yakin kinerja Garuda akan lebih baik daripada sebelumnya.
“Saya yakin direksi yang baru tahu apa yang dihadapi, langkah pertama adalah mereka membersihkan image, memulihkan lagi kepercayaan bukan hanya publik sebagai penumpamg tapi juga vendor, juga investor pemilik saham. Sejauh mereka ini kompak, tidak terkotak-kotak dan punya niatan untuk melakukan itu, saya yakin bukan sesuatu yang mustahil apalagi Pak Triawan Munaf ini kan orang komunikasi, ia juga pakar di bidang komunikasi, mungkin keahlian beliau ini bermanfaat untuk Garuda,” paparnya.
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada hari ini, Rabu (22/01) melaksanakan RUPSLB yang dihadiri/diwakili oleh pemegang 23.386.793301 lembar saham atau 90,34 persen dari keseluruhan pemegang saham Garuda Indonesia.
RUPSLB 2020 hari ini menyetujui penunjukan Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia baru menggantikan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra yang menjabat sejak September 2018.
RUPSLB ini juga telah menunjuk jajaran direksi dan dewan komisaris baru Garuda Indonesia. Dengan demikian, susunan direksi terbaru Garuda Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
- Direktur Utama : Irfan Setiaputra
- Wakil Direktur Utama : Dony Oskaria
- Direktur Layanan, Pengembangan Usaha dan Teknologi Informasi : Ade R. Susardi
- Direktur Niaga dan Kargo : M. Rizal Pahlevi
- Direktur Keuangan & Manajemen Resiko : Fuad Rizal
- Direktur Human Capital : Aryaperwira Adileksana
- Direktur Operasi : Tumpal Manumpak Hutapea
- Direktur Teknik : Rahmat Hanafi
Sementara susunan Komisaris yang baru adalah :
- Komisaris Utama : Triawan Munaf
- Wakil Komisaris : Chairal Tanjung
- Komisaris Independen : Elisa Lumbantoruan
- Komisaris Independen : Yenny Wahid
- Komisaris : Peter F. Gontha
[gi/uh]