Para pendukung resolusi PBB yang menghendaki pengakhiran segera kekerasan dan pengalihan kekuasaan di Yaman telah mengedarkan rancangan resolusi kepada para anggota Dewan Keamanan dan berharap akan mengadakan pemungutan suara sebelum awal pekan depan.
Para diplomat mengatakan hari Rabu ke-5 anggota dewan keamanan yang mempunyai hak veto telah mencapai persetujuan mengenai unsur-unsur utama dalam rancangan resolusi yang diprakarsai Inggris itu.
Resolusi itu menegaskan kembali dukungan pada prakarsa Dewan Kerjasama Teluk yang meminta kepada Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh agar segera menanda-tangani persetujuan yang akan memberinya kekebalan terhadap gugatan hukum kalau ia menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya. Resolusi tersebut juga menekankan perlunya penyelidikan independen mengenai tuduhan pelanggaran hak azasi, dengan pandangan untuk menghindarkan kekebalan hukum.
Saleh mengatakan hari Rabu ia bersedia menanda-tangani perjanjian Dewan Kerjasama Teluk untuk mengakhiri 33 tahun masa kekuasaannya hanya kalau ia mendapat jadwal yang dijamin untuk melaksanakan gagasan tersebut dari negara-negara Teluk Persia, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Ia mengatakan ia sedang mengalami tekanan internasional untuk menanda-tangani persetujuan itu.
Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Mark Toner menolak seruan Saleh akan jaminan internasional atas jadwal, dengan menyebutnya tidak perlu. Ia mendesak pemimpin Yaman agar menanda-tangani persetujuan negara-negara Teluk Persia segera.