Tautan-tautan Akses

Revisi Buku Klasik agar Peka Gender dan Budaya, Kritikus Kecam Penerbit  


Anak-anak membaca buku komik di pameran buku di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, 9 September 2010. (Foto: AP/Lai Seng Sin)
Anak-anak membaca buku komik di pameran buku di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, 9 September 2010. (Foto: AP/Lai Seng Sin)

Sejumlah kritikus menuduh penerbit Inggris untuk buku anak-anak klasik karya Roald Dahl telah melakukan penyensoran setelah menghapus bahasa penuh warna di buku-buku seperti “Charlie and the Chocolate Factory” dan “Matilda,” supaya dapat lebih diterima pembaca modern.

Ulasan edisi baru buku-buku Dahl yang kini ada di toko-toko buku menunjukkan adanya perubahan pada beberapa bagian yang terkait berat badan, kesehatan mental, jenis kelamin dan ras. Perubahan yang dilakukan oleh Puffin Books – divisi di Penguin Random House – pertama kali dilapokan oleh surat kabar Daily Telegraph Inggris.

Augustus Gloop, sosok antagonis rakus Charlie dalam “Charlie and the Chocolate Factory,” yang awalnya diterbitkan tahun 1964, tidak lagi disebut “sangat gemuk” tetapi hanya “sangat besar.”

Edisi terbaru “Witches,” buku tentang seorang perempuan supernatural yang menyamar sebagai perempuan biasa yang sebelumnya digambarkan berprofesi sebagai “kasir di supermarket” atau melakukan pekerjaan “mengetik surat untuk pengusaha,” kini diubah menjadi “ilmuwan top” atau bekerja “menjalankan bisnis.”

Kue yang dihias dengan hiasan buku anak-anak karangan Roald Dahl yang berjudul "Matilda" di acara Cake and Bake di London, Inggris, 3 Oktober 2015. (Foto: REUTERS/Neil Hall)
Kue yang dihias dengan hiasan buku anak-anak karangan Roald Dahl yang berjudul "Matilda" di acara Cake and Bake di London, Inggris, 3 Oktober 2015. (Foto: REUTERS/Neil Hall)

Kata “hitam” dalam deskripsi traktor yang mengerikan di buku “The Fabulous Mr. Fox” tahun 1970an, telah dihapus. Mesin-mesin itu sekarang digambarkan sebagai “monster pembunuh yang tampak brutal.”

Urgensi Kepekaan Budaya VS Kebebasan Berekspresi

Perubahan pada buku-buku Dahl ini menandai pertikaian terbaru dalam perdebatan soal kepekaan budaya. Ini terkait upaya para aktivis untuk melindungi kaum muda dari stereotip budaya, etnis dan gender dalam sastra dan media lainnya.

Para kritikus menilai revisi buku agar sesuai dengan kepekaan abad ke-21 berisiko merusak kejeniusan karya seniman-seniman hebat dan membuat pembaca tidak menghadapi dunia apa adanya.

Sam, 9 tahun, membaca buku di perpustakaan Bay Area Rainbow Day Camp di El Cerrito, California, 12 Juli 2017. (Foto: AP)
Sam, 9 tahun, membaca buku di perpustakaan Bay Area Rainbow Day Camp di El Cerrito, California, 12 Juli 2017. (Foto: AP)

The Roald Dahl Story Company, yang mengontrol ha katas buku-buku itu, mengatakan pihaknya bekerjasama dengan Puffin untuk meninjau ulang teks buku guna memastikan agar “cerita dan karakter Dahl yang luar biasa dapat terus dinikmati semua anak saat ini.”

Dahl meninggal tahun 1990 pada usia 74 tahun. Buku-buku karyanya telah terjual lebih dari 300 juta kopi, diterjemahkan ke dalam 68 bahasa dan hingga kini masih terus dibaca anak-anak di seluruh dunia.

Meskipun demikian Dahl adalah tokoh kontroversial karena pernyataan-pernyataan anti-Yahudi yang disampaikannya sepanjang hidupnya. Keluarga Dahl pada tahun 2020 pernah menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan-pernyataannya dulu. Terlepas dari hal itu, para penggemar buku Dahl menikmati gaya bahasanya yang kadang-kadang kelam.

Salman Rushdie Ikut Kecam

Penulis pemenang penghargaan Booker Prize, Salman Rushdie, termasuk di antara mereka yang bereaksi dengan marah ketika melihat penulisan ulang buku-buku Dahl. Rushdie hidup dalam persembunyian selama bertahun-tahun setelah Ayatollah Ruhollah Khomeini di Iran pada tahun 1989 mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematiannya. Fatwa dikeluarkan karena Rushdie menulis buku “The Satanic Verses” atau “Ayat-Ayat Setan.” Rushdie diserang seseorang dan terluka parah di sebuah acara di New York tahun 2022 lalu.

“Roald Dahl bukan malaikat, tetapi penyensoran karyanya ini absurd,” cuitnya di Twitter. “Puffin Books dan Dahl estate seharusnya merasa malu,” tambahnya.

PEN America, sebuah komunitas yang terdiri dari sekitar 7.500 penulis yang mengadvokasi kebebasan berekspresi, mengatakan “khawatir” dengan laporan tentang perubahan atau revisi pada buku-buku Dahl. [em/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG