Ribuan migran hari Sabtu (22/8) bergegas melewati polisi Makedonia yang membawa pentungan, yang berupaya menghalangi para migran memasuki negara itu dari Yunani. Polisi melontarkan granat kejut dan beberapa orang luka-luka dalam bentrokan di perbatasan.
Pasukan keamanan berupaya membendung ratusan migran, tetapi ribuan lainnya, kebanyakan pengungsi Suriah, menerobos masuk melalui tanah-tanah lapang berlumpur ke wilayah Makedonia, setelah berhari-hari tinggal di ruang terbuka tanpa akses ke tempat berlindung, makanan atau air.
Kekacauan itu bermula sewaktu polisi memutuskan untuk mengizinkan sekelompok kecil migran dengan anak-anak kecil menyeberangi perbatasan, dan massa di belakangnya mendesak jajaran polisi berperisai.
Setelah itu ribuan lainnya, termasuk perempuan dengan bayi dan kaum lelaki yang membawa anak-anak, memanfaatkan momen tersebut untuk berlari melewati lapangan yang tidak dilindungi kawat berduri dan memasuki Makedonia.
Polisi kemudian tampaknya berhasil mengendalikan situasi, menghentikan arus orang-orang itu setelah melontarkan selusin granat kejut dalam kurun sekitar 30 menit.
Mereka yang berhasil memasuki Makedonia bergegas menuju kota Gevgelija dan mencari taksi atau transportasi lainnya ke arah Serbia, dalam perjalanan mereka menuju kawasan Uni Eropa.
Makedonia menetapkan situasi darurat hari Kamis dan memerintahkan agar perbatasannya ditutup bagi para migran, yang kebanyakan adalah pengungsi perang yang telah memasuki Yunani. Setiap hari rata-rata sekitar 2.000 orang memasuki Yunani dalam perjalanan menuju Hungaria dan Uni Eropa.
Hari Jumat, polisi antihuru-hara melepaskan gas air mata dan granat kejut untuk menghalau massa yang marah.