Sebanyak 1.297 pengungsi dari berbagai negara yang menetap sementara di Kota Medan, Sumatra Utara, disuntik vaksin COVID-19 jenis Pfizer. Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Mutia Nimpar, mengatakan vaksinasi baru dikhususkan bagi pengungsi yang berumur 12 tahun ke atas. Vaksinasi itu dilakukan Pemerintah Kota Medan yang bekerja sama dengan Organisasi Migrasi Internasional (IOM).
"Hari ini kami melaksanakan vaksinasi untuk kelompok rentan termasuk pengungsi yang diorganisasi IOM. Golongan anak belum masuk, jadi yang laik umur 12 tahun ke atas itu sebanyak kurang lebih 1.300 yang hari ini dilakukan vaksinasi," katanya, Rabu (8/12).
Dalam pelaksanaan vaksinasi itu Dinas Kesehatan Kota Medan menurunkan enam tim untuk memvaksin ribuan pengungsi dari berbagai negara tersebut. Mutia pun menjelaskan mengapa ribuan pengungsi itu disuntik vaksin COVID-19 jenis Pfizer.
"Karena mereka warga negara asing, jadi kalau Pfizer bisa untuk keluar-keluar. Jadi kami memilih Pfizer untuk memudahkan kelompok mereka," ungkapnya.
Lanjut Mutia, data para pengungsi yang telah divaksin akan masuk ke aplikasi Smart Checking. Namun, data para pengungsi dari berbagai negara itu tidak akan bisa masuk ke dalam data Primary Care (PCare) vaksinasi lantaran terkendala dengan nomor induk kependudukan (NIK).
"Vaksinasi ini dilakukan dengan Smart Checking khusus untuk warga negara asing yang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan," jelasnya.
IOM Apresiasi Pemkot Medan
Sementara itu, National Media and Communications Officer IOM, Ariani Hasanah Soejoeti, menjelaskan pengungsi yang divaksin tersebut berasal dari kebangsaan Somalia, Afghanistan, etnis Muslim-Rohingya, Vietnam, Sri Lanka, Sudan, Irak, dan Palestina.
"Virus itu tidak mengenal batas wilayah dan kewarganegaraan seseorang. Seharusnya begitu juga dengan solidaritas kita. IOM sangat mengapresiasi Pemkot Medan yang telah membuka akses vaksinasi COVID-19 kepada pengungsi dari luar negeri yang ada di Medan," ujarnya kepada VOA.
Menurutnya, program vaksinasi terhadap ribuan pengungsi multi-etnis itu hanya berlangsung satu hari. Dalam pelaksanaan vaksinasi ini diharapkan seluruh pengungsi yang memenuhi persyaratan menerima vaksin COVID-19 dosis pertama.
"Dari 1.297 pengungsi yang ditargetkan untuk mendapatkan vaksin per jam 16.00 WIB. Ada sejumlah 1.120 pengungsi yang sudah diberikan vaksin Pfizer dosis pertama," pungkasnya.
Salah satu pengungsi asal Afghanistan, Abdullah (bukan nama sebenarnya) mengatakan vaksin COVID-19 telah lama ditunggu-tunggu oleh para pengungsi. Pasalnya, selama pandemi COVID-19 mereka tak memiliki kejelasan kapan akan divaksin.
"Sudah sangat ditunggu. Dosis yang kedua katanya akan dilaksanakan pada 29 Desember 2021," tandasnya kepada VOA. [aa/em]