Ribuan orang berpawai di Bucharest pada Sabtu (2/10) untuk memprotes pembatasan yang akan dimulai pada Senin (3/10) untuk mengatasi lonjakan infeksi virus corona.
Negara Eropa berpenduduk 19 juta itu mengalami kenaikan tajam kasus virus corona harian. Sebulan lalu, angkanya sekitar 1.000 kasus baru sehari. Pada Sabtu (2/10), Romania melaporkan lebih dari 12.500 kasus baru. Ini adalah angka tertinggi sejak pandemi dimulai pada Maret 2020.
Para demonstran, sebagian besar tak mengenakan masker, berkumpul di luar kantor-kantor pemerintah. Mereka meneriakkan "Kebebasan, kebebasan tanpa sertifikat," dan "Jatuhkan pemerintah," menurut Reuters. Sebuah poster bertuliskan: "Sertifikat hijau = kediktatoran," kata laporan Associated Press (AP).
Associated Press melaporkan bahwa aksi unjuk rasa itu diorganisasi oleh partai berhaluan kanan, Aliansi untuk Persatuan Romania (Alliance for the Unit of Romanians/AUR).
Lonjakan kasus telah membuat banyak rumah sakit di negara itu kewalahan. Ruang-ruang ICU hampir penuh, dan protes-protes membuat sebagian tenaga kesehatan marah.
"Situasi di rumah sakit sangat serius," kata Beatrice Mahler, manajer Institut Pneumologi Marius Nasta Bucharest kepada Associated Press. "Kami merawat pasien-pasien di lorong-lorong rumah sakit. Semuanya sakit parah karena COVID-19."
Pembatasan baru termasuk mewajibkan penggunaan masker di tempat umum, dan toko-toko harus tutup pukul 22.00 waktu tempat.
Tempat umum seperti restoran, bioskop dan sasana kebugaran, boleh tetap buka -- sebagian dengan kapasitas separuh -- tetapi hanya untuk pengunjung yang punya kartu COVID-19. Artinya, mereka sudah divaksin lengkap dan memperlihatkan bukti bahwa mereka pernah terjangkit COVID-19. [vm/ft]