Ribuan turis yang telantar di India, setelah liburan mereka berakhir tiba-tiba karena lockdown terkait wabah virus corona, mulai kehabisan persediaan dana dan berharap kedutaan-kedutaan negara mereka segera memberikan bantuan.
Setelah kesulitan pulang karena banyak penerbangan internasional yang dibatalkan, banyak di antara mereka kesulitan mendapatkan akomodasi. Turis asal Inggris Emma Snashford dan temannya mengatakan kepada Associated Press, mereka diusir dari hotel mereka dan ketika berusaha mencari pertolongan dari para pejabat di London, mereka diminta menunggu.
Mereka mengunjungi Jodhpur, sebuah kota yang terkenal karena istana-istana, benteng-benteng dan kuil-kuilnya, namun diusir dari hotel mereka tidak lama setelah perintah lockdown diumumkan 24 Maret. Mereka berhasil menemukan sebuah hostel di New Delhi yang bisa menampung 25 turis asing. Dengan kondisi keuangan yang makin menipis, mereka berharap bisa segera pulang, namun bantuan dari Inggris tak kunjung tiba.
Turis asal Australia, Matthew Chinery mengalami kejadian serupa. Rencana liburan panjangnya, termasuk ke Kashmir di Himalaya, berubah menjadi mimpi buruk. Karena batuknya yang mirip gejala COVID-19, ia diusir dari hostelnya. Hotel-hotel dan bahkan hostel-hostel lain, menolak menampungnya kecuali ia bisa menunjukan sertifikat negatif virus corona.
Setelah melalui perjuangan yang tidak mudah untuk mendapatkan tes virus corona dan sertifikat negatif pun, ia masih kesulitan mendapatkan tempat menginap. Berkat pertolongan seorang teman, ia berhasil mendapat sebuah kamar hotel. Namun, para pelayan di hotel itu enggan bertemu dengannya karena takut tertular, dan bahkan meletakkan paket makanan di depan kamar hotelnya tanpa mengetuk pintu. Hotel itu pun tidak memiliki fasilitas internet. Chinery mengaku, ia kini kehabisan uang dan kesabaran.
Kantor Perwakilan Pemerintah Australia di India mengatakan, mereka sedang mengeksplorasi opsi menyewa pesawat komersial untuk membawa pulang warga Australia di India. Namun, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor itu, tidak ada jaminan upaya itu akan segera terlaksana.
India menghentikan semua penerbangan internasional hingga 14 April, sewaktu lockdown tiga pekan berakhir. Kementerian Kesehatan India mengatakan, negara itu memiliki lebih dari 1.800 kasus yang telah dikukuhkan, dan 53 kematian. [ab/uh]