Mengabaikan peringatan bahwa demo massal bisa memicu lonjakan kasus Covid-19, puluhan ribu warga Australia, Sabtu (6/6), mendukung gerakan Black Lives Matter menyusul kematian seorang pria Afrika-Amerika setelah ditahan oleh seorang polisi berkulit putih.
Para demonstran berunjuk rasa di kota-kota besar seperti Sydney dan Melbourne dan di kota-kota kecil di seluruh negara itu, setelah pengadilan membatalkan sebuah putusan, Jumat (5/6), yang menyatakan demo di Sydney itu ilegal atas pertimbangan kesehatan.
Para peserta membawa poster-poster bertuliskan “Saya tak bisa bernapas,” salah satu kalimat terakhir yang diucapkan oleh George Floyd pada 25 Mei. Dia adalah warga kulit hitam Amerika yang meninggal dunia setelah lehernya ditindih lutut seorang polisi berkulit putih.
Poster lain bertuliskan “Cerita sama, tanah berbeda,” merujuk pada rasisme sistemik di negara itu yang menyebabkan banyak kematian warga Aborigin Australia dan tingginya tingkat penahanan terhadap warga suku asli tersebut.
Sementara, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) telah mengubah anjurannya mengenai masker. WHO mengatakan masker harus dikenakan di tempat dimana Covid-19 tersebar luas dan sulit melakukan jaga jarak. [vm/ft]