Militan Palestina menembakkan serangkaian roket Kamis pagi (6/4), memicu sirene serangan udara di Israel Selatan, ketika kekerasan meletus untuk hari kedua berturutan pada periode sensitif bagi umat Islam, Kristen dan Yahudi.
Militer Israel mengatakan tujuh roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza semuanya meledak di angkasa. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Serangan roket itu terjadi setelah malam yang menegangkan di situs suci paling sensitif di Yerusalem, Masjid Al-Aqsa, di mana polisi Israel bentrok dengan sejumlah Muslim yang berusaha untuk menginap di sana.
Sejak Ramadan dimulai pada 22 Maret, puluhan Muslim telah berulang kali mencoba bermalam di masjid, sebuah praktik yang biasanya hanya diizinkan selama 10 hari terakhir bulan suci itu. Polisi Israel masuk setiap malam untuk mengusir para jemaah Muslim, tetapi pada hari Selasa aksi itu berubah menjadi kekerasan.
Para jemaah melemparkan batu dan petasan ke arah polisi, yang kemudian dibalas dengan pemukulan yang menyebabkan puluhan orang berdarah dan ratusan orang ditangkap.
Pada hari Rabu, polisi Israel tidak melakukan penangkapan tetapi menahan dan menanyai beberapa warga Palestina, kata seorang juru bicara.
Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan staf mereka tidak diizinkan masuk ke kompleks itu Rabu (5/4), tetapi puluhan orang terluka akibat pemukulan, peluru karet dan granat kejut, termasuk seorang pengemudi ambulans.
Surat kabar Israel Haaretz mengatakan protes pada Rabu malam melibatkan ratusan orang di utara Israel, yang menampung banyak warga Palestina Israel, yang merupakan seperlima dari 9,6 juta penduduknya. Polisi mengatakan mereka menangkap lima pengunjuk rasa di kota Um al-Fahm.
Tembakan roket menimbulkan kekhawatiran akan pertikaian yang lebih luas mengingat orang-orang Yahudi memulai liburan Paskah selama seminggu, ratusan orang Kristen di Kota Tua berkumpul untuk Kamis Putih di Makam Suci untuk menandai Perjamuan Terakhir, dan umat Islam sedang menyambut bulan suci Ramadan.
Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan berdiri di puncak bukit yang dikenal orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci, yang merupakan situs tersuci dalam Yudaisme. Klaim yang saling bertentangan atas wilayah itu telah berubah menjadi kekerasan sebelumnya, termasuk perang berdarah 11 hari dua tahun lalu antara Israel dan Hamas, kelompok militan Islam yang menguasai Gaza.
Para pemimpin Muslim di Timur Tengah mengkritik tindakan Israel di Al-Aqsa.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang negaranya baru-baru ini berdamai dengan Israel dan memulihkan hubungan diplomatik penuh, mengutuk kekerasan tersebut dalam sebuah wawancara televisi Rabu malam.
“Intervensi dan ancaman terhadap status historis dan spiritualitas Masjid Al-Aqsa serta hak warga Palestina untuk hidup dan keyakinan beragama harus diakhiri,” kata Erdogan kepada 24 TV Turki. “Kami akan terus mendukung saudara dan saudari Palestina kami dalam segala keadaan dan melindungi apa yang suci bagi kami. Israel harus mengetahui hal ini.”
Kelompok militan Hizbullah Libanon mengutuk penyerbuan masjid itu, menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok terhadap orang-orang beriman di Yerusalem" yang melanggar nilai-nilai agama, moral dan kemanusiaan. [ab/uh]
Forum