Tavulia, kota sepi yang berada di perbukitan sepanjang pantai Adriatik, kini telah menjadi tempat atraksi sepeda motor yang menarik khususnya bagi para penggemar juara dunia MotoGP sebanyak sembilan kali asal Italia, Valentino Rossi.
Menaiki lereng beraspal dan melalui gang beratap menuju pusat kota, kita akan menemui tanda penunjuk dengan tulisan “Selamat datang di Tavulia 46” yang mengacu pada kota kelahiran Rossi dan angka keberuntungan yang ia pakai.
Juara Grand Prix ini diakui sebagai salah satu pembalap terhebat sepanjang masa. Tetapi aat remaja, dia dianggap biang masalah di Tavulia yang berpenduduk 7.000 jiwa. Aksi Rossi dan kawan-kawannya memacu motor mereka di jalan-jalan tua kota tersebut sering memusingkan aparat polisi.
Tapi kini di tiang lampu di sepanjang jalan dihiasi oleh bendera bertuliskan ‘The Doctor 46’ (julukan dan nomornya) dan sejumlah besar industri rumahan telah berkembang unuk merayakan kariernya.
Bahkan pada usia 40 tahun saat ia bersiap untuk memulai musim baru di MotoGP Qatar pada Minggu (10/3), tak banyak atlet putra maupun putri yang aktif di balap motor Italia yang dapat menyaingi popularitas Rossi. Topi, t-shirt dan pernak-pernik dapat dijumpai di penjuru Kota Tavulia.
‘VR46’, bisnis pemasaran suvenir olahraga Rossi juga berkantor pusat di sini dan mempekerjakan lebih dari 40 staf penuh waktu dari seluruh Tavulia di bagian penjualan pernak-pernik, yang sekarang juga telah memiliki arena balap sepeda motor.
CEO perusahaan itu, Alberto Tebaldi, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Rossi mengharuskannya membangun tempat itu dengan standar tertinggi.
“Kami memulainya pada 2009 ketika Val memutuskan untuk membangun arena ini. Dia menginginkan barang-barang berkualitas tinggi dan dia ingin semuanya dibuat di sini,” katanya.
Selain suvenir baju, stiker dan topi, ada juga akademi sepeda motor untuk pembalap muda di mana tim nya yaitu Team Sky, melatih untuk Moto2 dan Moto3 (125cc dan 250cc).
“Dulu kami hanya berenam dan sekarang ada lebih dari 40 di bagian penjualan, 35 di Team Sky dan lebih banyak lagi di akademi dan di arena Motor Ranch.”
“Pada perayaan pesta natal ada sekitar 90 orang,” kata Tebaldi.
Teman masa kecil Rossi, Alessio Salucci, adalah tangan kanan Rossi. Dia tidak pernah bermimpi akan memimpin bisnis dengan omset tahunan sebesar 30 juta euro (Rp 479 miliar).
“Biasanya kami berempat atau berlima akan nongkrong bersama di sudut ini. Ketika beberapa anak lainnya lebih suka bermain sepak bola, kami justru lebih tertarik dengan balap motor, yang merupakan tradisi juga di sini,” kata Salucci menjelaskan
Kemenangan dan karier Rossi yang mengejutkan dan kepribadiannya yang hebat telah membangun tradisi itu, dengan puluhan ribu penggemar berduyun-duyun ke acara yang sering diadakan di tempat itu.
“Sebelum Valentino menjadi Valentino, di sini sangatlah sepi. Tanpa dia, tempat ini akan menjadi lebih miskin dan kurang menarik,” kata Salluci.
“Kini Tavulia dikenal di seluruh dunia. Itu memungkinkan kami menciptakan bisnis, arena olahraga, sekolah sepak bola, segala hal yang ingin dibuat oleh Valentino. Jika tempat ini bisa menjadi seperti sekarang ini, sebagian adalah berkat Valentino.”
Di sebuah kafe di tempat ini, bartender tidak lagi meragukan masalah ini: “Tanpa Rossi, Tavulia akan menjadi kota kecil selamanya.”
Seorang pengunjung dapat dengan mudah mendapat kesan bahwa Tavulia tidak lebih dari taman arena balap bertema Valentino Rossi. Toko Pizza disini diberi nama Da Rossi, toko suvenir juga bernama VR46, bahkan toko makananpun memiliki produk dengan nama Rossi.
“Valentino bangga membawa kotanya, semua orang yang bekerja di sini berasal dari Tavulia, Rimini dan Pesaro (resor pantai terdekat). Luar biasa melihat realitas lokal dari fenomena global,” kata Salucci. [er/ft]