Bangsal darurat di rumah sakit utama pemerintah di Sehwan, kota kecil di Pakistan selatan, kewalahan.
Pada kunjungan baru-baru ini, kantor berita Reuters menyaksikan ratusan orang berdesakan dalam kamar dan di koridor. Mereka putus asa mencari pengobatan untuk malaria dan penyakit lain yang menyebar cepat setelah banjir terburuk di negara itu dalam puluhan tahun.
Ratusan ribu orang Pakistan yang meninggalkan rumah mereka tinggal di kamp-kamp pemerintah, atau hanya di tempat terbuka.
Genangan air banjir, hingga ratusan kilometer, membutuhkan waktu dua hingga enam bulan untuk surut di beberapa tempat. Air ini telah menyebabkan meluasnya kasus infeksi kulit dan mata, diare, malaria, tifus, dan demam berdarah.
Hampir 1.700 orang tewas dalam banjir yang disebabkan oleh hujan lebat dan gletser yang mencair. Pakistan memperkirakan biaya kerusakan mencapai $30 miliar. Pemerintah dan PBB menyalahkan bencana tersebut pada perubahan iklim.
Lebih dari 340 orang meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh banjir, kata pihak berwenang.
Menurut Departemen Kesehatan Provinsi Sindh, wilayah yang paling parah terimbas, 17.285 kasus malaria telah dikonfirmasi sejak 1 Juli.
Organisasi Kesehatan Dunia telah menyuarakan keprihatinan akan "bencana kedua" yang akan timbul akibat penyakit yang ditularkan melalui air yang menyebar ke seluruh negeri, khususnya di Sindh.[ka/ab]
Forum