Ruang kerja The Riveter adalah ruang berbagi unik yang memungkinkan perempuan dan bisnis-bisnis milik perempuan untuk berkumpul dan bekerja sama.
Kerry Murphy adalah salah seorang pendiri The Riveter.
"Kami melihat ada kebutuhan nyata untuk tidak hanya menyediakan ruang fisik, tapi juga komunitas yang lebih besar untuk membantu mendukung perempuan," ujar Murphy.
Gagasan dari perusahaan rintisan yang berbasis di Seattle ini sederhana: ruang kantor terbuka. Perusahaan atau perorangan bisa menyewa ruang, mulai dari meja sampai ruang kantor besar, dan mereka bekerja dikelilingi perempuan.
Salah seorang anggota The Riveter adalah Stephanie Xenos.
"Baru-baru ini saya memulai bisnis bernama Money Muse, yang memberikan pelatihan dan mengadakan acara seputar literasi keuangan bagi perempuan," ujar Xenos.
Sebelumnya Xenos bekerja di kantor yang didominasi laki-laki.
"Apalagi dalam bidang antariksa, itu didominasi laki-laki. Jadi sepanjang hidup saya, saya selalu menjadi satu-satunya perempuan dalam ruangan, dan saya ingin mengubahnya. Saya ingin tahu seperti apa rasanya berada di dalam komunitas perempuan-perempuan kuat," jelas Xenos.
Bisnis-bisnis di The Riveter sangat beragam, demikian pula para pemiliknya. Seperti Rebecca Richards-Diop...
"(Perusahaan) kami menggunakan desain grafis untuk membangun organisasi kesehatan global," ujar Richards-Diop … dan Ambika Singh ….
"Saya memiliki layanan busana yang dikurasi," ujar Singh.
Jamie Russo, dari Asosiasi Ruang Kerja Global yang mengamati evolusi ruang kerja, mengatakan ini adalah evolusi alami.
"Setelah dipelajari lebih lanjut dan pasar mulai berevolusi, ada lebih banyak pilihan yang lebih spesifik atau khusus yang pas bagi orang-orang tertentu. Ruang kerja khusus perempuan adalah contoh yang bagus," ujar Russo.
Stephanie Xenos melihatnya sebagai hasil dari pemberdayaan perempuan yang terkait dengan gerakan MeToo.
"Pelecehan seksual adalah masalah besar dalam banyak industri dan di banyak tempat dan seringkali kita tidak dapat dukungan dari kaum perempuan bahkan sebagai seorang korban pelecehan seksual. Jadi sekarang gerakannya sudah muncul, para perempuan jadi lebih saling mendukung,” papar Xenos.
Dan meskipun The Riveter didirikan bagi perempuan, para petinggi perusahaan itu mengatakan laki-laki juga diterima dan bahwa sekitar seperempat dari anggota Riveter adalah laki-laki. [vm]