Seorang juru bicara Aung San Suu Kyi mengatakan, seorang tak dikenal melempar bom bensin ke rumah tepi danau pemimpin Myanmar itu di Yangon, Kamis.
Zaw Htay mengatakan, saat insiden berlangsung, peraih nobel itu sedang berada di ibukota, Naypyitaw. Ledakan bom itu menimbulkan kerusakan kecil di tempat kediaman Suu Kyi.
Rumah tepi danau itu merupakan tempat di mana Suu Kyi menjalani tahanan rumah selama dua dekade di bawah pemerintahan junta militer Mynamar. Periode penahanannnya yang berlangsung lama itu memberi perempuan itu pengakuan dunia sebagai simbol demokrasi.
Tidak jelas apa yang melatarbelakangi insiden itu. Namun reputasi internasional Su Kyi belakangan ini merosot menyusul tanggapannya yang lamban terhadap krisis Rohingya.
Hampir 700 ribu warga Rohingya yang merupakan kelompok minoritas di Myanmar, terpaksa mengungsi ke Bangladesh untuk menghindari penindasan militer. Sejumlah saksi mata dan aktivis HAM mengatakan, pasukan bersenjata melakukan pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran rumah-rumah Rohingya, sebuah tindakan yang digolongkan PBB sebagai pembersihan etnis.
Bill Richardson, mantan diplomat AS dan mantan gubernur New Mexico, menuduh Aung San Suu Kyi bersikap lemah dalam kepemimpinan moral. Pekan lalu, Richardson bahkan mundur dari sebuah dewan internasional yang dibentuk untuk memberi saran-saran kepada Suu Kyi mengenai bagaimana mengatasi krisis Rohingya. [ab/uh]