Tautan-tautan Akses

Rusia Ancam Tindakan Hukum Jika Dipaksa Gagal Bayar Utang Negara  


Ilustrasi -Sebuah model pipa gas alam di atas uang kertas Rusia, rubel, dan sebuah bendera, 23 Maret 2022. (REUTERS/Dado Ruvic).
Ilustrasi -Sebuah model pipa gas alam di atas uang kertas Rusia, rubel, dan sebuah bendera, 23 Maret 2022. (REUTERS/Dado Ruvic).

Rusia akan mengambil tindakan hukum jika Barat mencoba memaksanya untuk gagal membayar utang negaranya, Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan kepada surat kabar pro-Kremlin Izvestia, Senin (11/4). Komentar tersebut mempertajam nada Moskow dalam pergulatan keuangannya dengan Barat.

"Tentu saja kami akan menuntut, karena kami telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa investor menerima pembayaran mereka," kata Siluanov kepada surat kabar itu dalam sebuah wawancara.

"Kami akan mengajukan di pengadilan tagihan kami yang mengkonfirmasi upaya kami untuk membayar baik dalam mata uang asing maupun dalam rubel. Ini tidak akan menjadi proses yang mudah. Kami harus sangat aktif membuktikan kasus kami, terlepas dari semua kesulitan."

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov di Moskow, Rusia, 11 Maret 2020. (REUTERS/Evgenia Novozhenina)
Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov di Moskow, Rusia, 11 Maret 2020. (REUTERS/Evgenia Novozhenina)

Siluanov tidak merinci opsi hukum Rusia.

Rusia menghadapi default eksternal pertama yang berdaulat dalam lebih dari satu abad setelah membuat pengaturan untuk melakukan pembayaran obligasi internasional dalam rubel awal pekan ini, meskipun pembayaran itu jatuh tempo dalam dolar AS.

Pekan lalu, Siluanov mengatakan Rusia akan melakukan segala kemungkinan untuk memastikan krediturnya dibayar.

"Rusia mencoba dengan itikad baik untuk melunasi kreditor eksternal," kata Siluanov pada Senin (11/4). "Namun demikian, kebijakan yang disengaja dari negara-negara Barat adalah untuk secara artifisial menciptakan default buatan manusia dengan segala cara."

Siluanov mengatakan kewajiban eksternal Rusia berjumlah sekitar 20 persen dari total utang publik, yang mencapai sekitar 21 triliun rubel atau $261,7 miliar. Dari jumlah itu, sekitar 4,5-4,7 triliun rubel merupakan kewajiban eksternal.

Rusia belum pernah gagal membayar utang luar negerinya sejak setelah revolusi 1917, tetapi obligasinya kini telah muncul sebagai titik pergolakan dalam pergulatan ekonominya dengan negara-negara Barat.

Sebuah default tidak terbayangkan sampai saat ini.

"Jika perang ekonomi dan keuangan dilancarkan terhadap negara kami, kami terpaksa bereaksi, sambil tetap memenuhi semua kewajiban kami," kata Siluanov. "Jika kami tidak diizinkan melakukannya dalam mata uang asing, kami melakukannya dalam rubel." [ah/rs]

Recommended

XS
SM
MD
LG