Tautan-tautan Akses

Rusia Berjanji Merespons Uni Eropa Menyusul Pemblokiran Media Pemerintahnya di Telegram


Foto ilustrasi yang menunjukkan logo dari aplikasi Telegram yang diambil pada 27 Agustus 2024. (Foto: Reuters/Dado Ruvic)
Foto ilustrasi yang menunjukkan logo dari aplikasi Telegram yang diambil pada 27 Agustus 2024. (Foto: Reuters/Dado Ruvic)

Rusia pada Minggu (29/12) bertekad akan memberikan balasan, setelah saluran media pemerintahnya nampaknya diblokir di platform media sosial Telegram yang populer di Uni Eropa (UE).

Pada hari Minggu, saluran kantor berita Ria Novosti, Rossiya 1, Pervyi Kanal dan televisi NTV, serta surat kabar Izvestia dan Rossiyskaya Gazeta tidak dapat diakses di beberapa negara, termasuk Prancis, Belgia, Polandia, Yunani, Belanda, dan Italia, menurut laporan media.

Sumber-sumber di Telegram maupun Uni Eropa belum mengomentari gangguan tersebut.

Moskow menyebut tindakan tersebut sebagai “tindakan penyensoran”.

“Pembersihan sistematis semua sumber informasi yang tidak diinginkan dari ruang informasi terus berlanjut,” kata juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova.

Sambil mengecam “kampanye penindasan terus-menerus terhadap media Rusia di hampir semua negara Uni Eropa”, dia mengatakan bahwa “serangan ini dan serangan serupa terhadap media kami tidak akan terus didiamkan saja.”

“Kami berhak untuk menanggapi dengan cara yang sama,” katanya, mengecam “penyensoran” itu.

Ketegangan antara Uni Eropa dan Rusia meningkat setelah Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022.

Sejak itu, hampir semua media oposisi yang beroperasi di Rusia telah ditutup.

Uni Eropa sebelumnya telah melarang media pemerintah Rusia seperti Ria Novosti, Izvestia, dan Rossiyskaya Gazeta untuk didistribusikan di blok tersebut, dengan tuduhan menyebarkan propaganda. [ns/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG