Pasukan Rusia, Minggu (12/6) membombardir pabrik kimia yang melindungi ratusan tentara dan warga sipil di kota Sievierodonetsk, Ukraina timur tetapi gubernur provinsi Luhansk mengatakan pabrik itu masih di bawah kendali Ukraina.
Gubernur, Serhii Haidai, menyebut separatis pro-Rusia berbohong bahwa 300 hingga 400 tentara dan beberapa ratus warga sipil Ukraina terperangkap di fasilitas Azot itu.
“Wilayah pabrik hanya ditembaki,” kata Haidai. "Pertempuran sedang berlangsung di pinggiran kota, di jalan-jalan dekat pabrik itu." Ia mengatakan kebakaran besar terjadi di pabrik itu, Sabtu (11/6) selama penembakan yang dilakukan oleh Rusia.
Rusia mengklaim telah menguasai 97% provinsi Luhansk. Tetapi merebut kota industri Sievierodonetsk, yang sebelum perang berpenduduk 100.000 ini tetap penting bagi tujuan luas Moskow untuk mengendalikan wilayah Donbas timur, yang mencakup provinsi Luhansk dan Donetsk.
Rusia merebut Semenanjung Krimea Ukraina pada tahun 2014 dan sejak itu dan pasukan Kyiv telah memerangi separatis pro-Rusia di wilayah Donbas.
Leonid Pasechnik, pimpinan Republik Rakyat Luhansk yang menyatakan memisahkan diri dari Ukraina, mengakui, "Sievierodonetsk belum 100% dibebaskan. Jadi, tidak mungkin untuk menyebut situasi di Sievierodonetsk tenang, bahwa kota itu sepenuhnya milik kami."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pidato video Sabtu malam mengatakan tidak ada yang tahu berapa lama perang dengan Rusia akan berlanjut. Meski demikian Zellenskyy mengatakan pasukan Ukraina telah menentang penilaian awal bahwa Rusia akan menyerbu Ukraina timur ketika mengalihkan perhatian ke sana setelah sebelumnya gagal menggulingkan Zelenskyy atau merebut ibu kota, Kyiv, saat menyerbu Ukraina 24 Februari. [my/lt]