Kementerian Pertahanan Rusia, Selasa (7/11) mengatakan telah menggagalkan serangan drone Ukraina di atas Laut Hitam dan Semenanjung Krimea.
Pertahanan udara Rusia menghancurkan sembilan drone, sedangkan delapan lainnya dicegat dengan menggunakan perangkat elektronik, kata kementerian itu.
Mikhail Razvozhayev, yang ditempatkan Rusia sebagai gubernur Sevastopol, mengatakan di aplikasi perpesanan Telegram bahwa reruntuhan drone yang jatuh menyebabkan satu orang cedera.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Senin (6/11) mengatakan dalam pidato malam harinya bahwa “sama sekali tak bertanggung jawab” membahas penyelenggaraan pemilu di Ukraina pada masa perang. Ia menyerukan persatuan untuk menghindari pembahasan politik yang tidak ada gunanya.
“Kita perlu mengakui bahwa ini adalah waktunya untuk bertahan, waktunya bertempur, di mana nasib negara dan rakyatnya bergantung,” katanya. “Saya percaya bahwa pemilu tidak tepat pada saat ini.”
Zelenskyy mengatakan penting sekali untuk berfokus pada berbagai tantangan militer yang dihadapi Ukraina sewaktu berupaya mengusir pasukan Rusia yang menduduki hampir seperlima wilayahnya lebih dari 20 bulan setelah meluncurkan invasi skala penuhnya pada Februari 2022.
Pemilu dilarang berdasarkan UU keadaan darurat yang kini berlaku di Ukraina, tetapi Zelenskyy telah mempertimbangkan apakah akan memberlakukan ketentuan khusus untuk menyelenggarakan pemilu, termasuk perubahan UU dan bantuan asing untuk membantu membiayai proses pemilu. Ia mengatakan ia ingin mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua jika pemilu berlangsung.
Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa Zelenskyy sedang mempertimbangkan pro dan kontra pemilu pada masa perang.
Ada pula sejumlah seruan dari luar negeri, termasuk dari senator Lindsey Graham, anggota partai Republik, agar pemilu dilangsungkan sebagai bukti mengenai reformasi di berbagai institusi demokratis Ukraina.
Ukraina berharap menerima penilaian “positif” Uni Eropa mengenai kemajuannya untuk menjadi anggota blok tersebut, kata Wakil PM Ukraina Olha Stefanishyna kepada Reuters pada hari Senin.
Stefanishyna mengatakan Kyiv telah menerapkan semua reformasi yang perlu dilakukannya. Ukraina berharap laporan yang akan dilansir hari Rabu akan mengisyaratkan dimulainya pembicaraan mengenai aksesi Ukraina sebagai anggota Uni Eropa, yang dimulai bulan Desember.
“Saya ingin katakan bahwa penilaiannya pasti akan positif, karena kami telah melakukan kontak tetap dengan Komisi Eropa, membahas berbagai langkah dan merundingkan langkah yang usahakan untuk diberlakukan,” kata Stefanishyna.
Proses keanggotaan Uni Eropa perlu waktu bertahun-tahun, karena para kandidat harus memenuhi kriteria ekonomi dan hukum yang ekstensif sebelum bergabung. Uni Eropa, yang sekarang memiliki 27 negara anggota, juga tidak bersedia menerima negara yang sedang berperang. [uh/ab]
Forum