Rusia mengatakan, Rabu (4/5), telah melarang masuk beberapa puluh pejabat Jepang, termasuk Perdana Menteri Fumio Kishida, setelah Tokyo bergabung dengan banyak negara di dunia memberlakukan saksi terhadap Moskow terkait invasi militernya di Ukraina.
"Pemerintahan Fumio Kishida melancarkan kampanye anti-Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan membiarkan retorika anti-Rusia, termasuk fitnah dan ancaman langsung, berkembang," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataannya.
"Sikap ini juga digaungkan oleh tokoh-tokoh masyarakat, para pakar, media-media. Mereka sepenuhnya mendukung sikap Barat terhadap negara kami," tambah kementerian itu.
Pernyataan itu menyebutkan, Tokyo mengambil "langkah-langkah praktis yang bertujuan untuk merusak hubungan bertetangga yang baik, menghancurkan ekonomi Rusia dan citra internasional internasionalnya.”
Kementerian tersebut mengatakan larangan masuk bagi 63 warga negara Jepang itu -- termasuk perdana menteri, anggota kabinet, anggota parlemen, jurnalis dan profesor – berlaku tanpa batas waktu. [ab/uh]