Gugus tugas untuk penanganan pandemi COVID-19 dari pemerintah Rusia mengumumkan pada Selasa (12/10) rekor 973 kematian terkait virus corona dalam satu hari yang disertai dengan lonjakan infeksi baru yang terus berlanjut.
Pada hari yang sama, gugus tugas itu juga melaporkan sebanyak 28.190 kasus baru, mendekati rekor 29.499 kasus yang terjadi pada Desember lalu.
Para pejabat Rusia menyalahkan lonjakan infeksi pada program vaksinasi yang lamban di negara itu. Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa baru sepertiga populasi telah divaksinasi lengkap, meskipun negara itu dengan cepat meluncurkan vaksin Sputnik produksinya pada awal tahun ini.
Menurut kantor berita Reuters, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa mendesak anggota parlemen yang baru terpilih untuk secara aktif mendukung upaya vaksinasi terhadap lebih banyak penduduk.
Namun pemerintah enggan memberlakukan mandat vaksin. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Senin (11/10), pemberlakuan mandat vaksin sendiri akan diserahkan kepada otoritas regional.
Sementara itu, laporan parlemen Inggris mengatakan perbedaan pendapat di antara pejabat pemerintah menyebabkan penundaan yang mahal dalam memerintahkan lockdown nasional pada hari-hari pertama pandemi COVID-19.
Laporan setebal 151 halaman dari komite sains dan kesehatan Majelis Rendah itu mengatakan kabinet Perdana Menteri Boris Johnson sengaja terlibat dalam “pendekatan lambat dan bertahap” pada beberapa bulan pertama tahun 2020 karena para pejabat berusaha mengelola, dan bukan menekan penyebaran virus.
Penyelidikan bersama tersebut mengatakan virus corona dapat menyebar ke seluruh Inggris karena strategi “fatal” itu, yang akhirnya ditinggalkan karena Layanan Kesehatan Nasional negara itu berisiko kewalahan oleh kasus yang meningkat pesat.
Laporan tersebut juga mengkritik pemerintahan Johnson karena sistem pengujian dan penelusurannya yang “lambat, tidak pasti, dan sering kacau,” serta mencatat kegagalan pemerintah nasional dan lokal serta badan-badan publik lainnya untuk berbagi data di antara mereka.
Anggota parlemen menyimpulkan bahwa tanggapan pemerintah terhadap pandemi itu merupakan “salah satu kegagalan dalam bidang kesehatan paling parah” dalam sejarah Inggris. (lt/ka)