Badan pemantau telekomunikasi Rusia memperingatkan sebuah stasiun radio independen terkemuka terkait program tentang Ukraina.
Peringatan terhadap stasiun Ekho Moskvy itu terkait program minggu ini dimana dua wartawan bertukar pengalaman langsung meliput konflik antara pemberontak pro-Rusia dan pasukan pemerintah di Ukraina timur.
Keduanya terutama membahas pertempuran di sekitar bandara di kota Donetsk, yang dikuasai pemberontak. Pertempuran masih berlanjut meskipun perjanjian gencatan senjata ditandatangani September lalu.
Badan pemantau itu mengatakan program tersebut mengandung “informasi yang membenarkan kejahatan perang,” tetapi tidak merincinya. Pemimpin redaksi stasiun radio itu mengatakan mereka akan mengajukan banding atas peringatan tersebut.
Berdasarkan hukum Rusia, organisasi media bisa ditutup jika mendapat dua kali peringatan dalam setahun. Ini adalah peringatan pertama untuk stasiun radio itu.
Meski mayoritas media disana mematuhi berbagai pembatasan yang diberlakukan pemerintah Rusia, stasiun Ekho Moskvy sering menjadi sarana beropini bagi pihak oposisi meskipun mayoritas sahamnya dimiliki cabang Gazprom, perusahaan gas negara Rusia.
Kebebasan media di Rusia terus dikekang dibawah pemerintahan Presiden Vladimir Putin. Semua stasiun televisi nasional dikuasai pemerintah dan sebagian besar media cetak memihak pada Putin, sehingga pihak berwenang berusaha mengekang organisasi media independen ditengah ketegangan negara itu dengan pihak Barat terkait Ukraina.
Bulan lalu, parlemen Rusia meloloskan RUU yang akan membatasi kepemilikan asing di media Rusia sebesar 20 persen. Langkah itu dianggap menarget media cetak milik asing seperti harian bisnis Vedomosti dan Forbes edisi Rusia.
