Tautan-tautan Akses

Rusia Respons Hati-hati Sikapi Tawaran Zelenskyy Hadiri Pertemuan Puncak


Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberi isyarat saat konferensi pers di Kyiv, Ukraina, Senin, 15 Juli 2024. (AP Photo/Efrem Lukatsky)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberi isyarat saat konferensi pers di Kyiv, Ukraina, Senin, 15 Juli 2024. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Kremlin pada Selasa (16/7) merespons dengan hati-hati terhadap undangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menghadiri pertemuan puncak perdamaian. Moskow menyatakan perlu memahami maksud Kyiv terlebih dahulu sebelum hadir dalam pembicaraan itu.

Zelenskyy menyatakan pada Senin (15/7) bahwa Rusia "harus" hadir dalam pertemuan puncak kedua mengenai konflik Ukraina. Pernyataan ini disampaikan setelah Moskow absen dalam pembicaraan tingkat tinggi di Swiss bulan lalu, di mana Rusia memberikan kritik tajam terhadap pertemuan tersebut.

"KTT perdamaian pertama bukanlah pertemuan puncak perdamaian sama sekali. Jadi mungkin pertama-tama kami perlu memahami apa yang dimaksudnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada saluran televisi Zvezda, menanggapi komentar Zelenskyy.

Sambutan Zelenskyy terhadap Rusia dalam perundingan itu menunjukkan perubahan sikap dibandingkan dengan konferensi di Swiss, di mana sebelumnya pemimpin Ukraina tersebut secara tegas menolak mengundang Moskow.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memeriksa benteng baru untuk prajurit Ukraina, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, dekat perbatasan Rusia di wilayah Sumy, Ukraina, 27 Maret 2024. (Foto: via Reuters)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memeriksa benteng baru untuk prajurit Ukraina, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, dekat perbatasan Rusia di wilayah Sumy, Ukraina, 27 Maret 2024. (Foto: via Reuters)

Komentar mengejutkan dari Kyiv ini muncul saat pasukan Ukraina terdesak di garis depan dan saat Amerika Serikat bersiap menghadapi pemilihan presiden yang bisa mengubah dinamika konflik secara signifikan.

Para pemimpin dan pejabat tinggi dari lebih dari 90 negara berkumpul di resor pegunungan Swiss pada 15 Juni untuk mengikuti pertemuan puncak selama dua hari yang bertujuan menyelesaikan konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

China dan Rusia jelas tidak hadir.

Kremlin mengkritik pertemuan tersebut dengan tajam, menyatakan bahwa setiap diskusi untuk mengakhiri konflik tanpa melibatkan Rusia adalah hal yang "tidak masuk akal."

Washington pada Senin menyatakan dukungan terhadap keputusan Ukraina untuk mengundang Rusia ke pertemuan puncak kedua. Namun, AS meragukan apakah Moskow siap untuk melakukan pembicaraan.

“Ketika mereka ingin mengundang Rusia ke pertemuan puncak itu, tentu saja kami mendukungnya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kepada wartawan.

“Kami selalu mendukung diplomasi saat Ukraina siap, tetapi tidak pernah jelas apakah Kremlin benar-benar siap untuk melakukan diplomasi,” ujarnya.

Menjelang pertemuan puncak bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa dia terbuka untuk melakukan pembicaraan. Ia berjanji akan mengumumkan gencatan senjata jika Kyiv secara efektif menyerahkan wilayah yang diklaim oleh Moskow sebagai miliknya.

Zelensky menyebut tuntutan Putin itu sebagai “ultimatum” terkait wilayah yang mengingatkan pada tuntutan yang diajukan oleh Adolf Hitler, sementara para pendukung Ukraina di Barat, termasuk AS, merespons usulan Putin itu dengan sindiran.

Tentara Rusia menembakkan howitzer mereka dari posisi mereka ke arah pasukan Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina. (Foto: melalui AP)
Tentara Rusia menembakkan howitzer mereka dari posisi mereka ke arah pasukan Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina. (Foto: melalui AP)

Namun, Kyiv mengkhawatirkan kemungkinan kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS pada November yang diperkirakan dapat berdampak pada kelanjutan bantuan AS kepada Ukraina.

Kandidat dari Partai Republik itu mengklaim bisa mengakhiri konflik dengan cepat jika terpilih kembali sebagai presiden, sebuah pernyataan yang membuat Kyiv khawatir akan memaksanya bernegosiasi dengan Moskow dalam posisi yang tidak menguntungkan.

Zelensky mengatakan pada Senin bahwa dia “tidak khawatir” tentang kemungkinan Trump menang. Ia mengatakan tetap mengandalkan dukungan Washington yang merupakan penyokong keuangan dan militer utama bagi Ukraina. [ah/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG