Rusia, pada Selasa (10/5), melancarkan serangan rudal ke arah pelabuhan Laut Hitam Odesa, kata pejabat Ukraina, ketika Moskow berusaha mengganggu pengiriman senjata penting dan jalur pasokan ke Ukraina pada minggu ke-11 perang tersebut.
Militer Ukraina mengatakan Rusia menembakkan tujuh rudal ke sejumlah sasaran di Odesa, menghantam pusat perbelanjaan dan satu gudang, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai lima lainnya.
Saat berkunjung ke gudang itu, Wali Kota Gennady Trukhanov mengatakan gudang tersebut "sama sekali tidak menyerupai infrastruktur militer atau objek militer."
Ukraina mengatakan beberapa amunisi yang ditembakkan ke Odesa berasal dari era Soviet, sehingga tidak bisa diandalkan dalam penargetan. Tetapi lembaga kajian Ukraina yang melacak perang itu, Center for Defense Strategies, mengatakan Moskow menggunakan beberapa senjata tepat sasaran terhadap Odesa: Kinzhal, atau "Belati," rudal hipersonik yang diluncurkan ke udara dan menarget permukaan.
Namun, juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan mengatakan ia tidak melihat “bukti untuk dibahas terkait rudal hipersonik yang ditembakkan ke Odesa.”
Kirby menambahkan "tidak ada dampak terhadap aliran dan pengiriman material ke Ukraina, baik akibat serangan di Odesa ataupun serangan di tempat lain."
Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, pada Selasa (10/5), memperdebatkan rancangan undang-undang yang mengizinkan bantuan baru senilai hampir $40 miliar untuk peralatan militer dan kemanusiaan bagi Ukraina. Nilai tersebut $7 miliar lebih banyak dari yang diminta Presiden Joe Biden pada minggu lalu.
Biden mengatakan pemerintahannya "hampir mengeluarkan" semua kewenangannya untuk mengirim senjata dan peralatan militer lainnya dari persediaan Pentagon. [my/lt]