Rusia mengatakan hari Rabu (30/3) bahwa masih belum ada tanda-tanda terobosan dalam pembicaraan damai dengan Ukraina di tengah munculnya berbagai laporan bahwa Moskow melanggar janji akan mengurangi operasi militer di pinggiran Kyiv dan kota Chernihiv di Ukraina utara.
Kebuntuan itu terjadi sementara Presiden AS Joe Biden berbicara pada hari Rabu dengan mitranya dari Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
“Kedua pemimpin membahas bagaimana Amerika Serikat bekerja sepanjang waktu untuk memenuhi permintaan bantuan utama keamanan dari Ukraina, dampak penting dari senjata itu terhadap konflik, dan upaya lanjutan oleh Amerika Serikat dengan sekutu dan mitra dalam upaya mengidentifikasi kemampuan tambahan untuk membantu militer Ukraina mempertahankan negaranya,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
“Presiden Biden memberi tahu Presiden Zelenskyy bahwa Amerika Serikat hendak memberikan bantuan anggaran langsung kepada pemerintah Ukraina sebesar $500 juta,” tambah Gedung Putih. Dikatakan bahwa pemimpin Ukraina itu melaporkan perkembangan terkini kepada Biden tentang status negosiasi.
Seruan dan kebuntuan dalam pembicaraan perdamaian itu terjadi sementara informasi intelijen yang tidak lagi masuk klasifikasi rahasia menunjukkan invasi Rusia selama lebih dari sebulan ke Ukraina menyebabkan keretakan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan para penasihat militer seniornya.
“Sekarang ada ketegangan terus-menerus antara Putin dan Kementerian Pertahanan,” kata seorang pejabat AS kepada VOA Rabu. Dia berbicara dengan syarat anonim untuk membahas informasi tersebut.
“Penasihat seniornya terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya,” kata pejabat itu. Dia menambahkan bahwa informasi intelijen menunjukkan para pembantu Putin telah memberinya informasi yang salah tentang kemajuan pasukan Rusia serta dampak sanksi terhadap ekonomi Rusia.
Intelijen militer Inggris Rabu juga memberikan indikasi lebih lanjut tentang militer Rusia yang kewalahan. [lt/ka]