Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), pada Kamis (17/2), mengatakan, di tengah ketegangan terkait Ukraina, Rusia telah memerintahkan Wakil Kepala Misi di Kedutaan Besar Amerika di Moskow, Bart Gorman, untuk meninggalkan negara itu.
Amerika menyebut keputusan itu “tidak beralasan,” dan “langkah eskalasi.”
Rusia tidak mengungkap alasan dibalik pengusiran Gorman.
Direktur Jenderal Dewan Urusan Internasional Rusia Andrei Kortunov mengatakan kepada Associated Press bahwa “pengusiran itu telah menjadi ciri standar hubungan AS-Rusia, dan kita seperti berada dalam lingkaran setan.”
Ketegangan di Ukraina kembali meningkat. Presiden AS Joe Biden, pada Kamis (17/2) memperingatkan masih ada risiko “sangat tinggi” terjadinya invasi Rusia ke Ukraina, dengan mengatakan hal itu dapat terjadi dalam hitungan “beberapa hari.”
“Saat ini bahkan sulit untuk menilai apakah kasus ini semacam bentuk pembalasan atas sesuatu yang dilakukan Amerika, atau Rusia kembali memulai siklus pengusiran lainnya,” ujar Kortunov.
Ia memperkirakan Amerika juga akan mengusir wakil kepala misi Rusia di Washington, DC.
Lebih jauh Kortunov menyebut jawaban Rusia atas proposal keamanan Amerika dan NATO yang disampaikan pada Kamis (17/2) “lebih baik dibanding tidak sama sekali.”
Rusia, pada Kamis (17/2), menegaskan kembali permintaannya pada Amerika dan sekutu-sekutunya untuk tidak menerima Ukraina dalam keanggotaan NATO, tetapi membuka pintu untuk melangsungkan pembicaraan tentang berbagai masalah keamanan.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyerahkan jawaban resmi atas proposal keamanan Amerika dan NATO itu, dan kemudian mempublikasikannya di situs webnya. Dokumen itu sekali lagi menyangkal klaim Barat bahwa Rusia berniat menyerang Ukraina, tetapi mengulangi bahwa ekspansi NATO ke Ukraina dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya merupakan “hal yang tidak dapat diterima” oleh Rusia. [em/rd]