Tautan-tautan Akses

Ryanair Serukan Pembatasan Minuman Beralkohol di Bandara-bandara Uni Eropa


Dua pesawat Boeing milik maskapai Ryanair melintas di landasan Bandara Malaga-Costa del Sol di Malaga, Spanyol, pada 3 Mei 2024. (Foto: Reuters/Jon Nazca)
Dua pesawat Boeing milik maskapai Ryanair melintas di landasan Bandara Malaga-Costa del Sol di Malaga, Spanyol, pada 3 Mei 2024. (Foto: Reuters/Jon Nazca)

Ryanair menyerukan kepada otoritas Eropa untuk membatasi penjualan minuman beralkohol di bandara-bandara di seluruh benua itu, seiring upaya maskapai penerbangan Irlandia tersebut melanjutkan tindakan hukum terhadap seorang penumpang yang menurut mereka menyebabkan pengalihan penerbangan yang merugikan pada tahun lalu.

Maskapai penerbangan bertarif rendah tersebut menuntut ganti rugi lebih dari 15.000 euro ($15.324) atas insiden yang terjadi pada April 2024. Ryanair menuduh bahwa “perilaku yang tidak dapat dimaafkan” penumpang itu dalam penerbangan dari Dublin ke Lanzarote di Kepulauan Canary Spanyol sangat mengganggu sehingga memaksa pesawat untuk beralih ke Porto, Portugal, demi keselamatan. Pengalihan itu membuat awak pesawat dan lebih dari 160 penumpang lainnya kemudian tertunda semalaman.

Setelah mengumumkan gugatan perdata terhadap penumpang tersebut minggu lalu, Ryanair pada hari Senin berbagi informasi lebih lanjut yang merinci biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar, penginapan, biaya hukum dan sejumlah biaya lainnya sebagai akibat dari pengalihan tersebut.

“Sudah saatnya otoritas Uni Eropa mengambil tindakan untuk membatasi penjualan alkohol di bandara,” tulis Ryanair dalam sebuah pernyataan.

“Kami tidak memahami mengapa konsumsi minuman beralkohol di antara penumpang di bandara tidak dibatasi dengan cara yang sama seperti mereka membatasi penjualan bebas pajak, karena hal ini akan menghasilkan perilaku penumpang yang lebih aman dan lebih baik di dalam pesawat, dan pengalaman perjalanan yang lebih aman bagi penumpang dan awak di seluruh Eropa.”

Ryanair mencatat bahwa pihaknya dan maskapai-maskapai lain telah membatasi penjualan alkohol dalam penerbangan, namun mengatakan bahwa penumpang masih dapat mengonsumsi alkohol berlebih di bandara sebelum naik pesawat, terutama selama penundaan penerbangan, tanpa ada batasan serupa.

Badan-badan penerbangan telah lama menyatakan keprihatinannya terhadap insiden-insiden yang mengganggu dalam penerbangan, terutama yang mengakibatkan kekerasan terhadap penumpang lain.

Meski masih jarang terjadi, laporan mengenai penumpang berperilaku tidak semestinya di pesawat akhir-akhir ini semakin meningkat. Saat dihubungi AP untuk dimintai komentar pada hari Senin, juru bicara Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa mencatat bahwa, meskipun badan tersebut tidak dapat memberikan rinciannya, “jumlah dan tingkat keparahan insiden seperti itu” telah meningkat di Eropa sejak tahun 2020. [ab/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG