Saham di Amerika, Eropa dan Asia naik setelah FBI mengatakan, pihaknya tidak menemukan bukti yang bisa menuntut kandidat presiden Hillary Clinton setelah memeriksa kumpulan emailnya yang terakhir.
Investor yang cemas dengan prospek terpilihnya kandidat Republik Donald Trump sebagai penghuni Gedung Putih yang baru telah mendorong harga saham turun selama lebih dari satu minggu, setelah direktur FBI sebelumnya mengatakan, lembaganya sedang memeriksa email baru dari Clinton.
Pada tengah hari Senin, indeks saham Amerika naik 1,5 persen atau lebih. Untuk S&P 500, ini merupakan akhir dari serangkaian kerugian paling lama dalam beberapa dekade. Beberapa investor juga menilai ancaman Trump untuk mengubah pendekatan Amerika terhadap perdagangan, pajak, dan regulasi akan menekan nilai dolar Amerika.
Seperlima bisnis dalam portfolio S&P 500 menyebut pemilihan sebagai risiko saat membahas bisnis mereka dalam conference calls baru-baru ini. Analisis oleh FactSet memperlihatkan kekhawatiran terbesar ada di sektor finansial, konsumen, dan industri.
Pakar mengutip pers finansial mengatakan, investor menilai Trump sebagai calon yang membawa tingkat ketidakpastian yang mengkhawatirkan.
Sementara harga saham naik saat peluang kandidat Demokrat Clinton membaik, sebuah analisis oleh Wall Street Journal memperlihatkan sebagian besar kontribusi untuk kampanye dari bisnis diarahkan kepada kandidat Republik untuk kursi di Senat. Seandainya, mayoritas Republik di Kongres berhasil dipatahkan, seorang Demokrat akan memimpin komite perbankan Senat, yang menurut WSJ akan menyebabkan pengawasan yang lebih ketat dan lebih banyak regulasi diberlakukan terhadap sektor finansial. [jm]