Seorang pria Inggris dan istrinya yang diselamatkan dari para penculik Islamis minggu ini di Filipina selatan mengatakan mereka dirantai dan diancam akan dipancung jika mereka tidak memberikan uang tebusan.
Pasangan itu, terguncang tapi tidak terluka, menceritakan cobaan berat yang mereka alami hampir dua bulan kepada para wartawan setelah melarikan diri dalam baku tembak hari Senin (25/11) antara pasukan Filipina dan kelompok Abu Sayyaf yang terkait dengan ISIS.
Sang suami, Alan Hyrons, melukiskan kehidupan “yang penuh hinaan” dalam penyanderaan dengan sedikit makanan dalam selimut ketakutan terus-menerus.
“Mereka merantai kaki kami ... Itu sangat sulit, tetapi kami bertahan karena kami percaya pada Tuhan,” kata istrinya, Wilma Hyrons.
“Salah seorang di antara mereka memperlakukan kami dengan baik, tetapi kemudian dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan ditugaskan untuk memenggal kepala saya jika uangnya tidak tiba tepat waktu,” tambahnya.
Orang-orang bersenjata menculik pasangan itu pada tanggal 4 Oktober di resor pantai di pulau Mindanao, Filipina Selatan. Mereka dibawa ke pulau Jolo, yang merupakan kubu kelompok Abu Sayyaf, yang telah melakukan serangan-serangan terburuk di Filipina. [lt/ab]