Kapal kargo Rwabee yang berbendera Uni Emirat Arab awal Januari ini ditawan milisi Houthi-Syiah Yaman. Ada 11 anak buah kapal (ABK) yang ada di kapal tersebut, termasuk dari Indonesia.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha memastikan hal ini ketika diwawancarai VOA, Senin malam (10/1). Ia tidak menyebut nama ABK asal Indonesia itu, namun diketahui berasal dari Makasar, Sulawesi Selatan. Selain ABK asal Indonesia, ABK lainnya berkebangsaan Filipina, India, Myanmar dan Ethiopia.
"Benar ada satu warga negara Indonesia yang bekerja di kapal Rwabee berbendera Uni Emirat Arab. Posisi dari ABK (anak buah kapal) kita itu sebagai chief officer di sana," kata Judha.
Judha Nugraha menambahkan Kemlu saat ini sedang mengupayakan pembebasan ABK asal Indonesia itu dengan koordinasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Abu Dhabi karena kapal diketahui berbendera UEA. Kemlu juga berkoordinasi dengan KBRI di Muskat karena KBRI Yaman dirangkap oleh KBRI di Muskat, Oman, dan KBRI di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi.
Selain itu, lanjut Judha, Kementerian Luar Negeri juga sudah menyampaikan kabar penahanan ABK dari Makassar, Sulawesi Selatan, itu kepada keluarganya. Dia mengatakan sudah terjalin komunikasi dengan ABK tersebut dan kondisinya sehat, aman dan diperlakukan dengan baik.
Belum ada informasi lebih rinci soal sejak kapan ABK tersebut bekerja di kapal Rwabee dan kontrak kerjanya. Namun mengingat ada sejumlah ABK dari negara-negara lain, Kemlu telah juga berkoordinasi dengan negara-negara tersebut.
DFW : Banyak ABK Berasal dari Makassar
Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia Mohammad Abdi Suhufan menjelaskan Makassar memang salah satu pemasok pelaut atau awak untuk kapal niaga karena di kota itu terdapat sekolah tinggi ilmu pelayaran yang memang memiliki salah satu lulusan terbaik di Indonesia. Lulusannya banyak bekerja di kapal-kapal kargo di luar negeri yang berkantor di Singapura atau negara-negara Arab. Selain itu, di Makassar juga ada akademi maritim yang menghasilkan awak kapal perikanan, tanker, kapal kargo dan kapal pesiar.
Ketika ditanya soal perlindungan terhadap awak kapal niaga, Abdi Suhufan mengatakan dari segi jaminan sosial, kondisi di atas kapal dan beban kerja, mereka relatif lebih terjadwal.
Bawa Peralatan Militer, Kapal Ditawan
Milisi Al-Hutiyun pada 2 Januari 2022 menawan kapal kargo Rwabee yang berbendera Uni Emirat Arab (UEA) di perairan Hudaidah, Yaman. Kapal itu mengangkut peralatan militer Arab Saudi.
Melalui Twitter, juru bicara militer Al-Hutiyun Yahya Sari mengatakan pihaknya sekarang menahan kapal diberi nama Rwabee itu di Pelabuhan Hudaidah. Dia menambahkan Al-Hutiyun sudah beberapa pekan mengintai kapal kargo itu karena membawa beragam senjata untuk memerangi rakyat Yaman.
Dia menegaskan kapal Rawabi ditawan di perairan Yaman, bukan di wilayah kedaulatan Arab Saudi atau UEA. Dia memperingatkan pasukan koalisi dipimpin Arab Saudi untuk tidak menyerang kapal itu. "Karena kru kapal dari berbagai negara masih kami tahan di atas kapal," kata Yahya.
Juru bicara pasukan koalisi Turki al-Maliki, sebagaimana dilansir kantor berita resmi Saudi Press Agency, membantah kapal ini mengangkut perlengkapan militer Arab Saudi. Menurutnya kapal Rwabee dalam perjalanan pulang ke Pelabuhan Jazan, Arab Saudi, setelah mengirim beragam keperluan untuk membangun sebuah rumah sakit lapangan di Pulau Sokotra, Yaman. [fw/em]