Sebuah kelompok pemberontak Afghanistan mengatakan perselisihan mengenai kehadiran pasukan internasional yang dipimpin Amerika di Afghanistan telah memacetkan pembicaraan perdamaiannya dengan pemerintah.
Faksi Hezb-i-Islami (HIA) yang dipimpin buronan mantan orang kuat perang Gulbuddin Hekmatyar menuduh para perunding Afghanistan secara sepihak mengubah pasal-pasal tertentu persetujuan perdamaian yang telah dirancang kedua pihak setelah berminggu-mingu perundingan yang giat.
Pemerintah mengalah pada tekanan Amerika dan membuat perubahan pasal-pasal persetujuan semula yang mengatur masa depan pasukan asing di Afghanistan, kata tuduhan kelompok tersebut melalui artikel yang dimuat dalam majalahnya “Daily Shahadat”.
Rancangan semula, menurut HIA, menetapkan kedua pihak mendukung gagasan “tidak mempunyai pasukan asing” di negara itu dan berjanji akan menanggulangi kekerasan melalui persatuan nasional. Tetapi rancangan yang telah diamandemen menambahkan, “Kedua pihak mendukung kehadiran pasukan asing sesuai dengan perjanjian keamanan bilateral untuk memperkuat solidaritas nasional demi kepentingan negara.”
Perubahan itu tidak dapat diterima oleh kelompok itu, tetapi pemerintahan Presiden Ashraf Ghani menghendakinya untuk menandatangani dokumen baru tersebut untuk kelanjutan proses perdamaian, yang menyebabkan penghentian pembicaraan, menurut pihak pemberontak.
Seorang pejabat pemerintah Afghanistan yang meminta namanya jangan disebut mengukuhkan kepada VOA pembicaraan itu telah dihentikan. Tetapi ia mengatakan Kabul masih menunggu jawaban resmi dari kelompok Hekmatyar untuk mengeluarkan reaksi resmi mengenai hal tersebut. [gp]
