Ratusan orang berunjuk rasa di Louisville negara bagian Kentucky, AS pada Sabtu (13/3) untuk memperingati setahun pembunuhan Breonna Taylor, yang kematiannya ikut memicu protes-protes menentang kebrutalan polisi.
Dalam aksi tersebut, para demonstran menyerukan keadilan bagi Taylor dan reformasi bagi sistem keadilan kriminal.
"Ini adalah soal kekuatan kami untuk mengubah dunia bagi anak-anak kami, bagi puteri saya," kata Sadiqa Reynolds, presiden Liga Urban Louisville.
"Kami juga ingin memastikan agar tidak ada lagi orang yang tewas di tangan polisi," imbuhnya.
Taylor, seorang petugas medis darurat berusia 26 tahun, tewas setelah ditembak enam kali oleh polisi di rumahnya dalam penggerebekan pada 13 Maret 2020.
Dewan juri pada September tidak merekomendasikan dakwaan pembunuhan terhadap ketiga polisi berkulit putih dalam kasus itu. Salah seorang di antaranya, Brett Hankison, didakwa ceroboh melepaskan tembakan ke sebuah apartemen tetangga. Dan seorang juri kemudian mengatakan hanya dakwaan itu saja yang diserahkan kepada dewan juri oleh Jaksa Agung Kentucky Daniel Cameron.
Insiden itu, serta pembunuhan George Floyd oleh polisi pada Mei di Minnesota, memicu berbagai demonstrasi menentang rasisme dan penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi di seluruh negara itu. [vm/ft]
