Tujuh warga Arab Saudi yang didapati bersalah melakukan pencurian, penjarahan dan perampokan bersenjata dieksekusi hari Rabu, demikian menurut kantor berita resmi negara itu, lebih dari sepekan setelah keluarga dan berbagai organisasi HAM memohon grasi kepada raja.
Menurut kantor berita Arab Saudi SPA, eksekusi dilakukan di kota Abha – di kawasan Asir Selatan. Seorang warga yang menyaksikan eksekusi itu mengatakan ketujuhnya ditembak mati oleh regu tembak, pertama kali dilakukan di kerajaan itu karena secara tradisional para narapidana biasanya dijatuhi hukuman mati dengan cara dipancung. Saksi itu bicara tanpa menyebutkan namanya karena takut akan pembalasan.
Amnesti Internasional menyebut eksekusi itu sebagai “tindakan brutal”. Direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Philip Luther kepada kantor berita Associated Press menyatakan sangat marah atas eksekusi ketujuh laki-laki di Arab Saudi itu. Amnesti Internasional – ujarnya – menentang hukuman mati atas alasan apapun, tetapi kasus ini benar-benar mengejutkan.
Ketujuh laki-laki ini ditangkap tahun 2006 dan dijatuhi hukuman mati tahun 2009, demikian menurut laporan suratkabar Arab Saudi ketika itu. Kasus ini kembali mendapat perhatian Human Rights Watch awal bulan ini, yang menghimbau pembatalan hukuman itu karena ketujuh laki-laki tersebut masih remaja ketika ditangkap.
Salah seorang laki-laki itu memberitahu Associated Press awal Maret lalu bahwa usianya baru 15 tahun ketika ia ditangkap, sebagai bagian dari kelompok pencuri perhiasan tahun 2004 dan 2005. Nasser Al-Qahtani mengatakan ia disiksa supaya mengaku dan tidak punya akses ke pengacara.
Al-Qahtani mengatakan semasa proses pengadilan bertahun-tahun itu, ia hanya menghadap hakim tiga kali dan ketika ketujuh laki-laki itu berupaya menyampaikan keluhan kepada hakim tentang penyiksaan itu atau menunjukkan bekas penyiksaan pada tubuhnya, mereka diabaikan. Ia juga mengatakan hakim tidak pernah menunjuk seorang pengacara untuk membelanya.
Arab Saudi sampai bulan Maret ini telah mengeksekusi 23 orang, termasuk tujuh orang hari Rabu. Tahun 2012 lalu 76 orang telah dieksekusi, sementara tahun 2011 – 79 orang dieksekusi.
Menurut kantor berita Arab Saudi SPA, eksekusi dilakukan di kota Abha – di kawasan Asir Selatan. Seorang warga yang menyaksikan eksekusi itu mengatakan ketujuhnya ditembak mati oleh regu tembak, pertama kali dilakukan di kerajaan itu karena secara tradisional para narapidana biasanya dijatuhi hukuman mati dengan cara dipancung. Saksi itu bicara tanpa menyebutkan namanya karena takut akan pembalasan.
Amnesti Internasional menyebut eksekusi itu sebagai “tindakan brutal”. Direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Philip Luther kepada kantor berita Associated Press menyatakan sangat marah atas eksekusi ketujuh laki-laki di Arab Saudi itu. Amnesti Internasional – ujarnya – menentang hukuman mati atas alasan apapun, tetapi kasus ini benar-benar mengejutkan.
Ketujuh laki-laki ini ditangkap tahun 2006 dan dijatuhi hukuman mati tahun 2009, demikian menurut laporan suratkabar Arab Saudi ketika itu. Kasus ini kembali mendapat perhatian Human Rights Watch awal bulan ini, yang menghimbau pembatalan hukuman itu karena ketujuh laki-laki tersebut masih remaja ketika ditangkap.
Salah seorang laki-laki itu memberitahu Associated Press awal Maret lalu bahwa usianya baru 15 tahun ketika ia ditangkap, sebagai bagian dari kelompok pencuri perhiasan tahun 2004 dan 2005. Nasser Al-Qahtani mengatakan ia disiksa supaya mengaku dan tidak punya akses ke pengacara.
Al-Qahtani mengatakan semasa proses pengadilan bertahun-tahun itu, ia hanya menghadap hakim tiga kali dan ketika ketujuh laki-laki itu berupaya menyampaikan keluhan kepada hakim tentang penyiksaan itu atau menunjukkan bekas penyiksaan pada tubuhnya, mereka diabaikan. Ia juga mengatakan hakim tidak pernah menunjuk seorang pengacara untuk membelanya.
Arab Saudi sampai bulan Maret ini telah mengeksekusi 23 orang, termasuk tujuh orang hari Rabu. Tahun 2012 lalu 76 orang telah dieksekusi, sementara tahun 2011 – 79 orang dieksekusi.