Arab Saudi hari Selasa (23/2) menyerukan kepada warganya supaya jangan bepergian ke Lebanon, beberapa hari setelah Arab Saudi memotong pendanaan bagi pasukan keamanan sebesar empat milyar dolar.
Pengumuman Kementerian Luar Negeri Arab Saudi – yang disampaikan oleh kantor berita Arab Saudi (SPA) – tidak memberi alasan peringatan itu, selain soal keprihatinan keamanan yang tidak dirinci.
Pengumuman itu juga menyerukan kepada warga Arab Saudi yang tinggal atau ingin berkunjung ke Lebanon untuk segera meninggalkan negara itu, kecuali jika alasan berada di sana “memang sangat diperlukan”, tulis SPA.
Dalam laporan pengumuman itu, seorang pejabat Arab Saudi yang tidak disebut namanya mengatakan negara kerajaan itu telah mendapati “sikap permusuhan Lebanon merupakan akibat cengkeraman Hizbullah terhadap negara itu”.
Sekutu Arab Saudi – Uni Emirat Arab – mengikuti anjuran itu, bahkan menambah dengan melarang seluruh warganya untuk bepergian ke Lebanon dan berencana mengurangi wakil diplomatiknya di sana.
Kantor berita resmi Arab Saudi SPA hari Jum’at (19/2) mengatakan negara itu menghentikan dukungan pada pasukan keamanan Lebanon setelah dalam sidang Liga Arab dan OKI, Lebanon tidak bersedia mengutuk serangan terhadap misi diplomatik Arab Saudi di Iran bulan Januari lalu.
Hubungan Arab Saudi dan Iran memburuk karena kelompok militan Syiah Hizbullah yang berpusat di Lebanon dan didukung oleh Iran, terus mendukung rejim Suriah.
Beberapa tersangka pemimpin kelompok militan itu telah dikenai sanksi oleh Arab Saudi.
Tahun 2012, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar juga memerintahkan seluruh warga negara mereka keluar dari Lebanon, setelah 30 warga Suriah diculik sebagai pembalasan atas penculikan seorang warga Syiah-Lebanon oleh pemberontak yang bertempur di Suriah. [em/ii]