NEW YORK —
Studi yang dilakukan oleh pemerintah Amerika menunjukkan bahwa sayuran berdaun hijau seperti selada dan bayam merupakan penyebab utama keracunan makanan di negara tersebut.
“Sebagian besar makanan aman,” ujar Dr. Patricia Griffin, peneliti pemerintah dan salah satu dari penulis penelitian tersebut. Ia mengatakan penemuan tersebut tidak seharusnya membuat orang tidak ingin makan sayur, namun harus dipastikan bahwa makanan tersebut dicuci atau dimasak secara seksama.
Meski banyak orang sakit karena makan sayuran, lebih banyak lagi yang meninggal karena unggas yang terkontaminasi, menurut studi tersebut, yang hasilnya dirilis Selasa (29/1) oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Setiap tahun, sekitar satu di antara enam orang Amerika, atau 48 juta orang, sakit karena keracunan makanan. Jumlah itu termasuk 128.000 yang diopname dan 3.000 yang meninggal karenanya, menurut perkiraan CDC sebelumnya.
Penelitian yang mencakup periode 1998 sampai 2008 tersebut menunjukkan bahwa satu dari lima penyakit terkait dengan sayuran berdaun hijau dibandingkan dengan makanan jenis lain. Dan setengah dari semua kasus keracunan makanan berhubungan dengan sayuran dan buah.
Laporan CDC secara implisit mendorong badan pengawasan obat dan makanan FDA memberikan lebih banyak waktu dan sumber daya lain untuk mengawasi buah dan sayuran, ujar Michael Doyle, direktur Pusat Keselamatan Pangan di University of Georgia.
Banyak dari penyakit yang terkait sayuran datang dari norovirus, yang seringkali disebarkan oleh tukang masak dan pengelola makanan. Jadi kontaminasi terkadang lebih terkait dengan dapur atau restoran dibandingkan dengan makanan itu sendiri, ujar Griffin.
Sementara itu, kematian yang diakibatkan penyakit yang dibawa makanan, satu dari lima disebabkan karena unggas. Sebagian karena tiga wabah besar lebih dari 10 tahun yang lalu yang terkait dengan daging kalkun.
Namun jumlahnya tidak berbeda jauh. CDC memperkirakan ada 277 kematian terkait unggas pada 1998-2008, dibandingkan dengan 236 kematian terkait konsumsi sayuran.
Buah dan kacang-kacangan merupakan sumber 96 kematian, membuat jumlah total kematian akibat produk pertanian mencapai 334. CDC memperkirakan ada 417 kematian dari semua jenis daging dan unggas, 140 dari produk susu dan 71 dari telur.
Daging merah pernah menjadi sebab utama keracunan makanan, sebagian karena wabah mematikan dari bakteri E. coli yang berhubungan dengan hamburger. Namun Griffin dan Doyle mengatakan ada perbaikan keselamatan yang signifikan dalam mengelola daging. Dalam studi yang baru ini, daging sapi menjadi penyebab kurang dari 4 persen kematian terkait makanan dan kurang dari 7 persen kesakitan. (AP/Mike Stobbe)
“Sebagian besar makanan aman,” ujar Dr. Patricia Griffin, peneliti pemerintah dan salah satu dari penulis penelitian tersebut. Ia mengatakan penemuan tersebut tidak seharusnya membuat orang tidak ingin makan sayur, namun harus dipastikan bahwa makanan tersebut dicuci atau dimasak secara seksama.
Meski banyak orang sakit karena makan sayuran, lebih banyak lagi yang meninggal karena unggas yang terkontaminasi, menurut studi tersebut, yang hasilnya dirilis Selasa (29/1) oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Setiap tahun, sekitar satu di antara enam orang Amerika, atau 48 juta orang, sakit karena keracunan makanan. Jumlah itu termasuk 128.000 yang diopname dan 3.000 yang meninggal karenanya, menurut perkiraan CDC sebelumnya.
Penelitian yang mencakup periode 1998 sampai 2008 tersebut menunjukkan bahwa satu dari lima penyakit terkait dengan sayuran berdaun hijau dibandingkan dengan makanan jenis lain. Dan setengah dari semua kasus keracunan makanan berhubungan dengan sayuran dan buah.
Laporan CDC secara implisit mendorong badan pengawasan obat dan makanan FDA memberikan lebih banyak waktu dan sumber daya lain untuk mengawasi buah dan sayuran, ujar Michael Doyle, direktur Pusat Keselamatan Pangan di University of Georgia.
Banyak dari penyakit yang terkait sayuran datang dari norovirus, yang seringkali disebarkan oleh tukang masak dan pengelola makanan. Jadi kontaminasi terkadang lebih terkait dengan dapur atau restoran dibandingkan dengan makanan itu sendiri, ujar Griffin.
Sementara itu, kematian yang diakibatkan penyakit yang dibawa makanan, satu dari lima disebabkan karena unggas. Sebagian karena tiga wabah besar lebih dari 10 tahun yang lalu yang terkait dengan daging kalkun.
Namun jumlahnya tidak berbeda jauh. CDC memperkirakan ada 277 kematian terkait unggas pada 1998-2008, dibandingkan dengan 236 kematian terkait konsumsi sayuran.
Buah dan kacang-kacangan merupakan sumber 96 kematian, membuat jumlah total kematian akibat produk pertanian mencapai 334. CDC memperkirakan ada 417 kematian dari semua jenis daging dan unggas, 140 dari produk susu dan 71 dari telur.
Daging merah pernah menjadi sebab utama keracunan makanan, sebagian karena wabah mematikan dari bakteri E. coli yang berhubungan dengan hamburger. Namun Griffin dan Doyle mengatakan ada perbaikan keselamatan yang signifikan dalam mengelola daging. Dalam studi yang baru ini, daging sapi menjadi penyebab kurang dari 4 persen kematian terkait makanan dan kurang dari 7 persen kesakitan. (AP/Mike Stobbe)