Ukraina mengatakan, pada Senin (21/2), sekitar 10 maskapai menghentikan penerbangannya di wilayahnya, di tengah peringatan Amerika Serikat (AS) tentang kemungkinan serangan oleh pasukan Rusia yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina. Namun Ukraina bersikeras bahwa wilayah udaranya terbuka dan aman untuk penerbangan menuju ke negara Eropa timur tersebut.
Pesawat Lufthansa Jerman mengatakan, pihaknya menghentikan penerbangan ke Ukraina mulai Senin, bergabung dengan maskapai KLM.
Maskapai Skandinavia, SAS, juga membatalkan penerbangan mingguan, sementara Air France memutuskan untuk membatalkan penerbangan pada Selasa (22/2) antara Paris dan Kyiv sebagai "tindakan pencegahan."
"Kini pembatalan penerbangan oleh sejumlah maskapai asing ditentukan semata-mata oleh informasi yang memperburuk situasi, dan bukan oleh perubahan nyata dalam keselamatan penerbangan," kata Menteri Prasarana Ukraina, Oleksander Kubrakov dalam jumpa pers.
Dia tidak menyebutkan nama maskapai dan mengatakan bahwa "negara sedang mengurus untuk mengganti penerbangan yang dibatalkan."
Kubrakov menambahkan, Ukraine International Airlines (UIA) telah membuka penjualan tiket dan meningkatkan kapasitas pesawat pada penerbangan tambahan dari Kyiv ke Munich dan Jenewa, tujuan yang tidak dioperasikan oleh Lufthansa.
UIA mengatakan bahwa 13 pesawatnya masih aktif. Maskapai ini mempunyai 26 pesawat dalam armadanya, tetapi sembilan di antaranya meninggalkan negara itu pekan lalu menuju tempat penyimpanan di Eropa.
Eksodus itu terjadi setelah dua maskapai penerbangan Ukraina mengungkapkan masalah pengamanan asuransi untuk beberapa penerbangan mereka, ketika Rusia mengumpulkan kekuatan besar militernya di wilayah perbatasan. [ps/rs]