Sebagian penduduk di pusat keuangan China, Shanghai, dapat meninggalkan rumah mereka untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua minggu pada hari Selasa ketika kota itu mengambil langkah tentatif menuju pelonggaran lockdown atau penguncian COVID-19 di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak pada ekonomi dari pembatasan yang ketat.
Para pejabat mengatakan sekitar 4,8 juta dari 25 juta penduduk Shanghai telah diklasifikasikan sebagai berisiko rendah setelah tidak ada infeksi baru selama 14 hari.
Tetapi, walaupun sebagian warga diizinkan keluar pada hari Selasa (12/4), di antara mereka masih ada kebingungan tentang seberapa bebas mereka boleh bergerak, dan banyak yang menunggu izin dari komite perumahan mereka.
Dengan seperempat populasi berada di bawah “penguncian penuh atau sebagian,” pemimpin China mengambil langkah-langkah yang semakin ketat untuk mengurangi kerugian ekonomi dari strategi “nol-COVID” tetapi tetap enggan mengambil risiko gelombang infeksi yang lebih besar.
“Di kota Shanghai, selama delapan hari berturut-turut, ada lebih dari 10.000 kasus infeksi baru yang dilaporkan. Epidemi ini berada dalam periode pertumbuhan yang cepat. Penularan dalam masyarakat belum dapat dikendalikan secara efektif dan telah menyebar ke berbagai provinsi dan kota,” kata Lei Zhenglong, Wakil Direktur Pengendalian Penyakit di Komisi Kesehatan Nasional China.
Jumlah kasus di China relatif rendah, tetapi partai yang berkuasa menerapkan strategi “tanpa toleransi” dengan tujuan mengisolasi setiap kasus. [lt/an]